IHSG Menguat Terbatas di Awal Perdagangan Saham

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat di awal perdagangan saham Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Okt 2018, 09:35 WIB
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,33% atau 18,94 poin ke level 5.693,39, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat di awal perdagangan saham Senin pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah bursa Asia tertekan.

Pada pembukaan Senin (29/10/2018), IHSG menguat empat poin ke posisi 5.788,92 dari penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di posisi 5.784,92. Pada pukul 09.22 waktu JATS, IHSG menguat 14,40 poin atau 0,25 persen ke posisi 5.799,32. Indeks saham LQ45 mendaki 0,16 persen ke posisi 911,30. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.814,67 dan terendah 5.788,66. Sebanyak 148 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 93 saham melemah dan 123 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 41.325 kali dengan volume perdagangan saham 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 614,6 miliar. Investor asing beli saham Rp 10,08 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 15.202.

Secara sektoral, sebagian besar menguat dengan indeks saham aneka industri catatkan penguatan terbesar 0,91 persen. Disusul sektor saham manufaktur menanjak 0,48 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,38 persen. Sektor saham tambang melemah 0,04 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 0,12 persen.

Saham-saham uang mencatatkan penguatan antara lain saham pendatang baru YELO mendaki 48,94 persen ke posisi Rp 560 per saham, saham CSIS menanjak 12,26 persen ke posisi Rp 348 per saham, dan saham BSSR menguat 11,11 persen ke posisi Rp 2.500 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham MBTO turun 6,45 persen ke posisi Rp 116 per saham, saham DIGI merosot 4,74 persen ke posisi Rp 1.005 per saham, dan saham JMAS tergelincir 4,35 persen ke posisi Rp 880 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,34 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,12 persen, indeks saham Shanghai merosot 1,51 persen, dan indeks saham Taiwan turun 0,09 persen. Sementara itu, indeks saham Singapura mendaki 0,31 persen.

 


Prediksi Analis

Sepanjang perdagangan hari ini (30/5), IHSG bergerak pada kisaran 5.693,39 - 5.730,06, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak melemah pada perdagangan saham di awal pekan ini. Sentimen eksternal masih membayangi IHSG tertahan di awal perdagangan.

Managing Director Jagartha Advisors, FX Iwan mengatakan, IHSG berpotensi diperdagangkan pada level 5.720-5.840. Rilis data laporan keuangan emiten pada kuartal III menjadi katalis positif bagi IHSG.

"Ini kemudian akan menjadi katalis positif jika rilis keuangan emiten di Q3 ini sesuai atau melebihi ekspektasi pasar," tutur dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin 28 Oktober 2018.

Membenarkan, Analis Binaartha Parama Sekuritas Nafan Aji menyebutkan, banyak pelaku pasar modal yang tercatat melakukan akumulasi beli. Ini yang kemudian mengangkat IHSG tidak tersungkur terlalu dalam.

"Terutama pada perdagangan Kamis (18/10) kemarin, karena banyak yang netting, IHSG ditutup di zona positif secara signifikan. Meskipun pada pembukaan perdagangan dibuka melemah serta masih banyaknya sentimen global yang membayangi," ujarnya.

Kinerja keuangan para emiten di kuartal III menjadi pendorong positif bagi pergerakan IHSG. Adapun pada hari ini Nafan memproyeksikan IHSG di rentang 5.732-5.817.

Sementara itu, dari sisi saham rekomendasi, Iwan cenderung menyarankan saham-saham besar antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).

Kemudian Nafan menganjurkan saham-saham perbankan dan pertambangan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), serta PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya