Pesawat Lion Air Jatuh di Karawang Baru Dipakai Selama 2 Bulan

Pesawat Lion Air take off pukul 06.10 WIB dan setelah jam 06.20 dengan ketinggian 2.300-3.000 meter hilang kontak.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 29 Okt 2018, 10:30 WIB
Kondisi pesawat Lion Air usai tergelincir di Bandara Gorontalo. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang dipastikan jatuh. Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.10 WIB dan hilang kontak pada pukul 06.33 WIB.

Pesawat type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 ini baru diterima Lion Air pada Agustus 2018 lalu. Artinya, baru dua bulan saja pesawat tersebut beroperasi. Hal ini disampaikan oleh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono.

"Pesawat ini masuk Lion Air bulan Agustus 2018. Jam terbangnya sekitar 800 flight hours. Jadi bisa dikatakan baru," ujar Soerjanto di Jakarta, Senin (29/10/2018).

Dia menjelaskan, pesawat take off pukul 06.10 WIB dan setelah pukul 06.20 WIB dengan ketinggian 2.300-3.000 meter hilang kontak. Soerjanto mengatakan, saat ini ada kemungkinan pesawat sudah berada di bawah jangkauan radar.

"Kami yakin pesawat masih di dalam air. Kami juga tadi monitor ILT-nya di dalam air," jelas Soerjanto.

Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang ini pun dipastikan jatuh setelah dilaporkan hilang kontak.

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 itu jatuh di area Mike, lapangan minyak lepas pantai blok ONWJ milik Pertamina milik di laut utara Bekasi.

"Kami sudah dapat informasi di area Mike tapi masih jauh dari anjungan kita. Cuma kapal patroli kita menyaksikan Jam 6.33 WIB jatuh di dekat Bekasi," ujar Juru Bicara Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya