Liputan6.com, Manado Matahari Kota Manado terlihat perkasa pada siang itu, seakan mengucapkan selamat datang kepada para pengunjung Kota Manado. Menyambut 15 ribu peserta dari berbagai elemen yang memasuki lapangan KONI Kota Manado, pada Jumat (26/10/2018).
Mereka berasal dari perwakilan provinsi, kabupaten/kota, ASN, pelajar, dan pegawai swasta. Mereka datang untuk menghadiri pembukaan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (PMK), Puan Maharani.
Advertisement
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo bersama beberapa menteri lain juga turut hadir dengan mengenakan pakaian serba putih.
Acara Pembukaan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental tersebut terbilang sangat sukses. Seluruh peserta terlihat cair dalam balutan acara yang tersusun rapi dan sangat menarik.
Di tengah acara, diberikan pula penghargaan kepada daerah Provinsi dan Kabupaten/kota yang memiliki capaian tertinggi dalam Program Gerakan Indonesia Bersatu, Gerakan Nasional Revolusi Mental Tahun 2018. Beberapa Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menerima penghargaan ini antara lain Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Banyuasin, dan Kabupaten Marangin.
Dalam acara pembukaan tersebut, Tjahjo Kumolo menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan pembukaan acara yang berlangsung lancar dan sukses. Ia berharap, pekan Kerja Nyata Revolusi Mental di Kota Manado dapat berjalan dengan lancar dan sukses pula.
“Terima kasih atas seluruh elemen yang terlibat. Semoga penyelenggaraan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental di Kota Manado, Sulawesi Utara ini berjalan lancar dan sukses. Menjadi momentum mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan NKRI,” ujar Tjahjo, di Lapangan KONI Manado, Jumat (26/10/2018)
Di akhir acara, panitia menyuguhkan momen yang istimewa. Seluruh peserta, termasuk para menteri, diminta untuk menari poco-poco bersama.
Pemerintah berharap masyarakat dapat terus mendukung program Revolusi Mental yang selalu digaungkan oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hal ini juga senada dengan bunyi Poin ke 8 Nawacita, yaitu malakukan revolusi karakter bangsa.
(*)