IBM Bakal Akuisisi Red Hat Senilai Rp 517 Triliun

IBM mengumumkan, perusahaannya akan mengakuisisi perusahaan software open source Red Hat.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 30 Okt 2018, 07:30 WIB
Tampilan superkomputer besutan IBM, Watson (sumber: nydailynews.com)

Liputan6.com, Jakarta - IBM mengumumkan, perusahaannya akan mengakuisisi perusahaan software open source Red Hat.

Mengutip informasi dari The Verge, Selasa (30/10/2018), nilai akuisisi IBM atas Red Hat mencapai US$ 34 miliar atau setara Rp 517 triliun.

Red Hat sendiri merupakan penyedia layanan software open source untuk kustomer enterprise atau bisnis. Layanan Red Hat berfokus pada komputasi awan (cloud computing) dan server Linux.

Pada 2012, Red Hat menjadi perusahaan pertama yang fokus menyediakan software open source dengan pendapatan melampaui US$ 1 miliar.

Dengan akuisisi ini, Red Hat akan menjadi bagian dari divisi Hybrid Cloud milik IBM.

Reuters dalam laporannya menyebut, transaksi ini merupakan akuisisi yang terbesar yang dilakukan oleh IBM.

Sementara, CNBC dalam laporannya menyebutkan, IBM belum lama malaporkan adanya perlambatan laba lantaran bekerja keras untuk mengejar saingan seperti Microsoft dan Amazon.

Dalam keterangan tertulisnya, IBM mengatakan, layanannya akan memungkinkan lebih banyak bisnis bisa dilayani secara online.

Selain itu, dengan sistem cloud, bakal lebih sulit untuk memindahkan data dari sistem ke sistem.


Perluas Penawaran Bisnis

forbes.com

IBM mengatakan, akusisi ini akan memungkinkan pihaknya untuk memperluas penawaran bisnis komputasi cloud-nya.

Chairman, Presiden, sekaligus CEO Ginni Rometty mengatakan, "sebagian besar perusahaan kini hanya 20 persen menggunakan cloud, menyewa komputer daya untuk memangkas biaya. Sementara, 80 persen lainnya digunakan untuk menjalankan bisnis utamanya."

Presiden sekaligus CEO Red Hat Jim Whitehurts mengatakan, akuisisi ini bakal memungkinkan perusahaanya menjangkau lebih banyak audiens.

IBM pun akan terus berkomitmen untuk inovasi open source seperti yang dilakukan oleh Red Hat.


Red Hat: Open Air Seperti Air

Foto: diaryofageek.com

Sekadar informasi, open source mungkin merupakan istilah yang kurang familier terdengar di masyarakat umum.

Namun patut diketahui, open source menjadi salah satu solusi teknologi yang penting untuk memajukan kinerja dan sistem sebuah perusahaan, baik korporasi, bahkan sampai ke yang skalanya sangat kecil seperti UKM (Usaha Kecil dan Menengah).

Lantas, bagi kamu yang belum familier dengan istilah ini, Red Hat akan menjelaskannya secara sederhana.

Disampaikan Damien Wong, Vice President & General Manager, Asian Growth & Emerging Market Red Hat, open source itu adalah solusi teknologi terbuka yang bisa dimanfaatkan perusahaan.

Solusi ini bisa diaplikasikan ke layanan perusahaan karena berbentuk akses bebas dengan sistem yang bisa disesuaikan.

Mudahnya, Damien mengibaratkan open source seperti air. "Open source itu ibarat air, ya kita tahu air itu kan berasal dari berbagai sumber. Nah, banyak orang justru tak akan minum air bebas secara langsung. Bisa saja kan (air ini) tidak bersih. Lalu, ada beberapa pihak perusahaan yang bersedia mengolah air itu agar aman," kata Damien kepada Tekno Liputan6.com di sesi wawancara khusus dalam gelaran Red Hat Partner Conference 2018, yang dihelat di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Kamis (12/7/2018).

Dalam lanjutan penjelasan metaforanya, Damien berkata kalau air yang telah melalui proses ini bisa dibeli oleh pelanggan.

"Karena mereka pasti merasa aman untuk meminum air yang sudah diproses, perusahaan pengolah air juga pasti akan memberikan jaminan," tambahnya.

Ketika beranjak ke bisnis Red Hat, Damien menekankan solusi open source yang ditawarkan bisa dicoba lebih dulu oleh pelanggan Red Hat (yakni perusahaan korporasi).

"Open source itu memiliki keuntungan dari segi biaya, jadi perusahaan tak perlu repot membeli infrastruktur, yang nanti pada akhirnya tak bakal berguna di gudang. Selain itu, perusahaan juga tak perlu mengeluarkan CAPEX yang berlebihan untuk infratruktur TI (Teknologi Informasi).

Menariknya, Damien mengungkap kalau open source juga menjadi opsi utama bagi strartup.

Jika dibandingkan secara finansial, tentu startup akan kalah ketimbang perusahaan korporasi besar.

Maka itu, open source kini dicari oleh perusahaan kecil bahkan UKM untuk bisa bertransformasi digital demi kinerja dan sistem yang lebih mumpuni.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya