Liputan6.com, Jakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di Tanjung Karawang pada Senin (29/10/2018). Sebelumnya, pesawat ini sempat hilang kontak usai lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.20 WIB
Lion Air mencatat 181 penumpang dalam pesawat Lion Air JT 610, termasuk dua bayi. Pesawat juga membawa tujuh kru yang meliputi Bhavve Suneja (Pilot), Harvino (Co-pilot), Shintia Melina (Supervisi pramugari), serta empat pramugari yakni Citra Novita Anggelia Putri, Alfiani Hidayatul Solikah, Fita Damayanti Simarmata, dan Mery Yulyanda.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitter resminya mengunggah gambar yang berisi keterangan terkait Lion Air JT 610. Jadwal kedatangan pesawat di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang pada 07.20 WIB, waktu tempuh seharusnya hanya 1 jam 10 menit.
Baca Juga
Advertisement
Di sisi lain, Pangkalpinang merupakan bagian sekaligus ibu kota provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan laman resmi pangkalpinangkota.go.id, Pangkalpinang secara administratif ditetapkan sebagai ibu kota pada 9 Februari 2001.
Pangkalpinang memiliki semboyan Pangkal Kemenangan. Secara etimologi, Pangkalpinang terdiri atas dua kata yakni Pangkal atau Pengkal yang berarti awal mula pusat perkumpulan timah lalu berkembang sebagai pusat distrik, sedangkan pohon pinang adalah jenis tumbuhan di daerah Pasifik, Asia, dan Afrika bagian timur. Pinang juga nama buah yang didagangkan.
Selain itu, laman pangkalpinangkota.go.id juga menulis pembentukan Pangkalpinang dimulai sejak adanya perintah Sultan Susuhanan Ahmad Najamuddin Adi Kesumo pada 1757 silam.
Perintah diberikan kepada Abang Pahang dengan gelar Tumenggung Dita Menggala, Depati, Batin Pengandang, serta para krio di Pulau Bangka untuk mencari Pangkal atau pengkal jadi tempat kedudukan Demang dan Jenang yang siap bertugas.
Pangkal atau pengkal yang dibangun kala itu meliputi Pangkal Bendut, Bunut, Rambat, Tempilang, Bijat, Parit Sungai Buluh, Lajang, Sungailiat, Cegal, Pangkal Koba, Balar, Toboali dan Pangkalpinang. Setelah itu, Sultan Palembang mengangkat dan mengirim Demang dan Jenang langsung dari Palembang untuk segera bertugas di masing-masing Pangkal.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Wisata di Pangkalpinang
Pangkalpinang juga memiliki deretan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Seperti Pantai Pasir Padi yang berada 7 km dari Kota Pangkalpinang. Menariknya, ketika air pantai surut, pengunjung dapat berada hampir di bibir pantai.
Lalu, wisata kuliner seperti tai fu sui, minuman khas Bangka. Minuman yang akrab disebut fu sui ini adalah minuman yang diolah dengan menggunakan kacang kedelai sebagai bahan utama. Ada pula otak-otak Bangka yang dimakan dengan tiga macam sambal yaitu sambal asam, sambal biasa, dan sambal terasi.
Wisata lainnya adalah Museum Timah di Kota Pangkalpinang. Bangunan ini dahulu adalah rumah para karyawan Bangka Tin Winning (BTW) dan pernah dipakai jadi tempat Perjanjian Roem-Royen. Anda juga dapat ke Masjid Jamik, salah satu masjid terbesar dan tertua di Pangkalpinang.
Klenteng Kwan Tie Miaw juga dapat jadi pilihan wisata di Pangkalpinang. Kelenteng ini dibuat pada 1841 Masehi yang terletak di Jalan Mayor Muhidin, Pangkalpinang. Serta, GPIB Maranatha, sebuah gereja yang dibangun pada pemerintahan Residen J.E. Eddie pada 1927. Bangunan gereja juga terdapat menara jam besar.
Advertisement