Sektor Tambang Tekan IHSG di Awal Pekan

Laju IHSG bervariasi dengan kecenderungan tertekan pada perdagangan saham Senin pekan ini. Hal itu terjadi di tengah aksi beli investor asing.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Okt 2018, 16:20 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan tertekan pada perdagangan saham Senin pekan ini. Hal itu terjadi di tengah aksi beli investor asing.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (29/10/2018), IHSG melemah 30,31 poin atau 0,52 persen ke posisi 5.754,60. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,63 persen ke posisi 904,12. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di posisi tertinggi 5.814,67 dan terendah 5.747,03. Sebanyak 249 saham melemah sehingga menekan IHSG. 148 saham menguat dan 112 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham tidak terlalu begitu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 286.322 kali dengan volume perdagangan saham 7,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5 triliun. Investor asing beli saham Rp 150,8 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.217.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 0,73 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,64 persen.

Sektor saham tambang merosot 1,8 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 1,33 persen dan sektor saham keuangan susut 0,98 persen.

Saham-saham yang membukukan penguatan pada awal pekan ini antara lain saham YELO naik 48,94 persen ke posisi Rp 560 per saham, saham TRUK menanjak 25,86 persen ke posisi Rp 146 per saham, dan saham YPAS mendaki 22,81 persen ke posisi Rp 700 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham AKPI merosot 15,73 persen ke posisi Rp 750 per saham, saham APEX turun 15,60 persen ke posisi Rp 1.515 per saham, dan saham SKRN susut 15,10 persen ke posisi Rp 815 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,38 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,20 persen, indeks saham Singapura menguat 0,32 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,29 persen.

Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 1,53 persen dan indeks saham Shanghai tergelincir 2,18 persen. Indeks saham Shanghai tercatat alami penurunan terbesar di bursa Asia.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelaku pasar sepertinya masih menyoroti sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang masih terus berlangsung.

Padahal pada awal pembukaan, IHSG memang sempat menguat lantara mendapatkan respons positif dari penguatan bursa di Asia.

 


IHSG Menguat Terbatas di Awal Perdagangan

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat di awal perdagangan saham Senin pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah bursa Asia tertekan.

Pada pembukaan Senin 29 Oktober 2018, IHSG menguat empat poin ke posisi 5.788,92 dari penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di posisi 5.784,92. Pada pukul 09.22 waktu JATS, IHSG menguat 14,40 poin atau 0,25 persen ke posisi 5.799,32. Indeks saham LQ45 mendaki 0,16 persen ke posisi 911,30. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.814,67 dan terendah 5.788,66. Sebanyak 148 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 93 saham melemah dan 123 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 41.325 kali dengan volume perdagangan saham 1,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 614,6 miliar. Investor asing beli saham Rp 10,08 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 15.202.

Secara sektoral, sebagian besar menguat dengan indeks saham aneka industri catatkan penguatan terbesar 0,91 persen. Disusul sektor saham manufaktur menanjak 0,48 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,38 persen. Sektor saham tambang melemah 0,04 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 0,12 persen.

Saham-saham uang mencatatkan penguatan antara lain saham pendatang baru YELO mendaki 48,94 persen ke posisi Rp 560 per saham, saham CSIS menanjak 12,26 persen ke posisi Rp 348 per saham, dan saham BSSR menguat 11,11 persen ke posisi Rp 2.500 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham MBTO turun 6,45 persen ke posisi Rp 116 per saham, saham DIGI merosot 4,74 persen ke posisi Rp 1.005 per saham, dan saham JMAS tergelincir 4,35 persen ke posisi Rp 880 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,34 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,12 persen, indeks saham Shanghai merosot 1,51 persen, dan indeks saham Taiwan turun 0,09 persen. Sementara itu, indeks saham Singapura mendaki 0,31 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya