4 Cerita Pilu Korban Musibah Pesawat Lion Air Jatuh

Tangis histeris langsung memenuhi kantor pusat Lion Air, Senin pagi.

oleh Maria Flora diperbarui 30 Okt 2018, 06:46 WIB
Tim penyelamat mengumpulkan barang korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/10). Barang-barang penumpang dikumpulkan di Posko Basarnas Jakarta International Container Center II. (RESMI MALAU/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kepedihan serta duka cita mendalam kini tengah dirasakan para anggota keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, dengan rute penerbangan Jakarta-Tanjung Pinang di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin 29 Oktober 2018 pagi.

Pesawat tersebut diketahui sempat hilang kontak setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pukul 06.20 WIB. Pesawat yang dikomandoi Captain Bhavye Suneja dengan Copilot Harvino ini membawa 189 penumpang.

Mengetahui kabar tersebut, sejumlah keluarga korban mendatangi kantor pusat Lion Air di kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat untuk mengetahui kondisi para penumpang. Pantauan Liputan6.com, tangis histeris langsung memenuhi ruangan.

Posko terpadu yang dibuka pihak Bandara Soettea, Tangerang, Banten, juga tak luput dari incaran keluarga penumpang Pesawat Lion Air. Mereka mengaku terkejut saat mendengar pesawat hilang kontak dan berusaha mencari tahu kabar keluarganya.

Berikut sejumlah fakta pilu para korban jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang: 


1. Istri Histeris

Suasana rumah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Darwin Haryanto, warga Bogor, Jawa Barat, menjadi salah satu korban jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Senin pagi.

Bagaikan petir di siang bolong, Liana Wati sang istri tak kuasa menahan kepedihan saat mengetahui suami tercinta menjadi korban pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang itu.

Rumah korban di Perumahaan Villa Mutiara Blok D1 No 26, Kelurahan Mekarwangi, Tanah Sareal, Kota Bogor, sontak ramai dipadati kerabar serta warga yang ingin mengucapkan duka cita. Mereka berusaha menenangkan ibu dari dua anak tersebut.

Menurut salah satu tetangga korban, kepergian Darwin ke Pangkalpinang untuk melhat sampel tanah yang akan dijadikan perkebunan kelapa sawit.


2. Kopilot Lion Air Tinggalkan 3 Anak

Pelayat terus berdatangan ke rumah kopilot Lion Air JT 160. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Kapten Harvino diduga menjadi salah satu korban dalam jatuhnya Pesawat Lion Air.

Di Perumahan Serpong Green Park 2, Kelurahan Serua, Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sang kopilot tinggal bersama istri dan ketiga putra putrinya. Salah satunya masih berumur belasan bulan.

Menurut petugas keamanan perumahan, kediamannya telah dipadati para kerabat sejak pukul 09.00 WIB.

Semasa hidup, Harvino dikenal sosok yang baik dan kerap bergaul dengan seluruh penghuni dan juga petugas keamanan perumahan.

"Orangnya ramah, sering negur. Kalau libur atau di rumah dia pagi itu olahraga,” ucap Yoka, petugas keamanan.


3. Anak Buah Sri Mulyani Jadi Korban

Sri Mulyani bertemu keluarga penumpang Lion Air JT-610. Dok: @DitjenPajakRI

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani juga ikut berduka pada keluarga korban. Khususnya pada 21 pegawai di kementerian yang dia pimpin dan diduga menjadi korban jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Senin pagi tadi.

Lewat akun Instagramnya @smindrawati, Sri Mulyani mendoakan agar para rekan kerjanya diberi keselamatan.

Para staf tersebut datang ke Jakarta untuk memeriahkan acara Peringatan Hari Oeang di Kantor Kemenkeu, Sabtu (27/10/2018). Diketahui mereka berasal dari beberapa instansi yang berbeda, 12 di antaranya merupakan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Dalam akun Twitter @DitjenPajakRI nampak Menteri Sri Mulyani mendampingi keluarga para pegawai DJP dan Kementerian Keuangan yang menjadi penumpang Lion Air JT 610 Jakarta - Pangkalpinang.

 


4. 3 PNS Kementerian ESDM Jadi Penumpang Lion Air Jatuh

Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Teluk Karawang pada Senin 29 Oktober 2019 (Dok. Basarnas)

Selain Kementerian Keuangan, tiga PNS dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) dikabarkan ikut dalam penerbangan rute Jakarta-Tanjungpinang dengan Pesawat Lion Air JT 610.

Mereka adalah Inayah Fatwa Kurnia Dewi, Kasie Niaga Gas Bumi, Dir Hilir, Dewi Herlina sebahai analis kebijakan pertama, dir hilir, dan Annatun Cintya Dewi, sebagai analis kegiatan usaha hilir migas.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial menjelaskan, ketiga PNS tersebut melaksanakan tugas dalam rangka pengawasan kebijakan biodiesel 20 (B20).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya