Menimbang Gagasan FKKI Agar di Laut Kita Jaya

Enam langkah itu diharapkan menjadi rule model konservasi keluatan dunia.

oleh Dewi Divianta diperbarui 30 Okt 2018, 14:00 WIB
Direktur Yayasan KEHATI, Riki Frindos (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar Indonesia Conservation Communication Forum (FKKI Works) yang terdiri dari 10 organisasi non pemerintah ikut berpartisipasi dalam pertemuan kelautan dunia Our Ocean Conference 2018 di Nusa Dua, Bali. Masing-masing Yayasan KEHATI, WWF, WRI, WCS,WII, Greenpeace, Burung Indonesia, Transformasi, TNC dan CI.

Pada sesi Ocean Talk Communication on Conservation by Forum Komunikasi Konservasi Indonesia (FKKI) itu, Direktur Yayasan KEHATI, Riki Frindos menjelaskan ada enam langkah untuk penyelamatan kelautan dunia.

"Enam langkah itu adalah marine protected area, suistainable fisheries, marine pollution, blue carbon, suistainable blue economy and blue abadi fund," kata Riki di Nusa Dua, Senin (29/10/2018).

Menurutnya FKKI mendukung penuh agenda program yang dibahas pada forum yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo itu. Apa yang dimenjadi agenda FKKI merupakan agenda utama pada pertemuan Our Ocean Conference 2018 yang ingin dicapai oleh semua pihak, termasuk FKKI.

"Kita mendorong kegiatan ini. Kita mau show case kepada semua pihak, ini agenda utama yang ingin dicapai dan ini sudah dilakukan. Ada model yang bisa diadopsi. Dana abadi (blue abadi fund) adalah salah satu contoh model yang merupakan kolaborasi yang dilakukan oleh anggota kami untuk penyelamatan kelautan di Papua Barat," kata Riki Frindos.

 

Simak video menarik di bawah : 


Contoh Adopsi Program

Booth Indonesia Conservation Communication Forum (FKKI Works) pada pertemuan Our Ocean Conference 2018 di Nusa Dua (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Model blue abadi fund mulai dari hulu hingga ke hilir bisa diadopsi dan dijadikan model untuk menyelamatkan laut dari segala macam bentuk ancamannya. Implementasinya bisa diadopsi dari desain, pelibatan pemda hingga komunitas masyarakat.

Saat ini blue abadi fund berkomitmen melakukan penggalangan dana senilai US$40 juta yang akan dijadikan dana konservasi di Papua Barat, khususnya di areal kepala burung.

"Saat ini 70 persen dari target US$40 juta sudah tercapai," papar dia. 

Pada kesempatan itu, Riki juga memperkenalkan FKKI yang merupakan kolaborasi dari 10 lembaga. Berbagai lembaga yang tergabung di dalamnya memiliki pola kerja tersendiri mulai dari fokus kampanye, riset, advokasi hingga teknis pekerjaan lapangan. 

Hal yang melandasinya, Riki melanjutkan, yakni kerja bersama untuk mendorong konservasi kelautan, khususnya di Indonesia. FKKI baru satu tahun terbentuk tapi menurut Riki sudah banyak yang dilakukan.

"Spesifik di forum ini, tentunya kita mendorong agenda-agenda marine ocean yang dicanangkan di Our Ocean Conference 2018 ini," ucapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya