Liputan6.com, Surabaya - Musibah pesawat Lion Air jatuh Senin 29 Oktober 2018, membuat kebahagiaan Lutfiyani Eka Putri runtuh. Perempuan 23 tahun itu, harus menghadapi fakta, nama suami yang baru dinikahinya 2 minggu lalu masuk dalam manifes pesawat Lion Air JT 610 tersebut.
Pagi itu, Deryl Fida Febrianto (22) berangkat ke Pangkal Pinang dari Cengkareng, untuk mencari nafkah di kota yang ada di Kepulauan Bangka Belitung itu.
Advertisement
"Tepat seminggu setelah pernikahannya, Deryl berangkat ke Pangkal Pinang untuk bekerja di Pelayaran Kargo," tutur ayah korban, Didik Setiawan, di Simo Pomahan Baru 67 Sukomanunggal Surabaya, Senin 29 Oktober 2018.
Kabar kecelakaan Lion Air tersebut masih membuat Lutfiyani lemas. Air matanya mengalir deras. Dia menangis sejadi-jadinya setelah mendengar kabar itu.
Dia masih tak percaya suaminya menjadi korban musibah pesawat Lion Air jatuh.
"Karena saya juga sempat video call sama Mas Deryl saat masih di mes. Saya guyonan (bercanda) saja. Sempat ditegur sama bulek (tante). Katanya enggak boleh guyonan keterlaluan," kata Lutfiyani.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sosok Suami yang Baik
Dia mengaku, sang suami pamit ke Jakarta karena ada panggilan kerja sebagai pelayar. Ternyata suaminya ditugaskan ke Pangkal Pinang dan harus berangkat pada 29 Oktober 2018.
"Saya tidak apa-apa Mas Deryl kerja di sana. Sudah kontrak 2 tahun soalnya. Dia janji kalau 3 bulan atau 6 bulan sekali pulang ke Surabaya," ucap Lutfiyani.
Dia mengatakan Deryl adalah sosok yang baik. Bahkan, mereka tak butuh waktu lama untuk menuju pelaminan.
"Pacaran belum sampai satu tahun, terus nikah. Dia itu teman ngaji sejak kecil. Gang 10 rumahnya, saya gang 14," ujar Lutfiyani.
Advertisement