Hari Ke-2 Evakuasi Jatuhnya Lion Air JT 610, Crisis Center Bandara Soetta Sepi

Ruang VIP yang berada di Terminal 1B Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, yang menjadi crisis center jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tampak lengang.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2018, 09:17 WIB
Menkes Nila memeluk istri dari pegawai Kementerian Kesehatan RI yang jadi korban jatuhnya Lion Air JT 610. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan R)

Liputan6.com, Jakarta - Ruang VIP yang berada di Terminal 1B Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, yang menjadi crisis center jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tampak lengang. Hanya ada beberapa petugas keamanan dan beberapa petugas Lion Air yang tampak di luar ruang VIP.

Pantauan Liputan6.com, sejak pukul 08.00 WIB baru dua anggota keluarga korban yang mendatangi ruang VIP ini. Durasi kunjungan mereka pun singkat hanya sekitar 20 menit sebelum mereka kembali ke Bekasi.

Pangatur Sihombing, sepupu dari korban atas nama Sihombing datang bersama istrinya. Sebelumnya, mereka sempat mengantarkan anggota keluarga lain ke Bandara Halim Perdanakusuma.

Pangatur menyatakan, sepupunya sudah biasa terbang Jakarta-Pangkal Pinang setiap minggunya. Hal ini dikarenakan pekerjaannya di Angkasa Pura, Pangkal Pinang sementara keluarganya berada di Jakarta.

Sementara itu, belum ada informasi lebih lanjut untuk keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang diberikan oleh pihak maskapai penerbangan.


Pencarian Kotak Hitam

Pencarian korban dan badan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, mendapat bantuan dari luar negeri. Satu negara di antara adalah Singapura yang mengirimkan personelnya dalam melakukan pencarian.

"Sebentar lagi, mereka mungkin mendarat Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta) lalu kami bawa ke kapal. Malam ini akan bergerak ke sana," kata Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono di Posko Crisis Center VIP Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (29/10/2018).

Menurut dia, Singapura membantu tiga personel dan peralatan khusus untuk mencari black box Lion Air JT 610.

"Jadi mereka bawa alat seperti punya KNKT cuma mereka lebih baik, lebih sensitif bisa dengar lebih jauh," ucap Soerjanto.

Sementara, untuk upaya pencarian korban dan badan pesawat, KNKT telah menurunkan peralatan dengan alat Multi Beam Echo Sounder (MBES), dan Side Scan Sonar. Hal ini untuk mengetahui adanya unsur logam di dasar laut.

"Diharapkan malam ini sudah melakukan pencarian. Karena peralatan itu hanya bisa didengar dari jarak tiga kilometer," kata Soerjanto.

Setelah objek ditemukan, lanjut dia, barulah tim penyelam diturunkan. "Ini strategi bagaimana cara yang baik, baik angkat korban dan badan pesawat," ucap Soerjano soal rencana evakuasi Lion Air.

 

Reporter: Melissa Octavianti

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya