Liputan6.com, Jakarta - Sepeda motor memiliki berbagai komponen yang bersifat slow moving, misalnya kampas kopling. Benda tersebut sebenarnya penggantiannya terjadi dalam waktu yang lama.Makanya, curigalah kalau bagian tersebut terasa cepat aus. Misalnya, ketika tenaga mesin terasa agak kosong atau ngempos.
Penyebab kopling lekas aus sendiri bahkan terkadang sepele. Dadan Danil, Asisten Trainer di Technical Training PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) 2W Suzuki di sela-sela touring Suzuki Bandit Surabaya-Bandung bersama jurnalis mengatakan bahwa setidaknya ada tiga tindakan simpel yang berpengaruh pada usia pakai kopling pada sepeda motor.
Baca Juga
Advertisement
1. Setelan kopling
Yang pertama adalah soal setelan. Para pengguna sepeda motor jenis transmisi ini selayaknya perlu melakukan pengecekan secara rutin dan tidak mengubah setelannya dengan maksud tertentu. Misalnya, pengaturan pada jarak main kopling.
"Setelan kopling harus diperhatikan walaupun misalnya enggak touring. Harian juga harus diperhatikan. Kalau terlalu dekat nih misalnya jaraknya. Kan secara tidak langsung jari kita secara tidak sadar suka nempel di handel. Kalau ketarik kan berarti gesekan terus, lama-lama aus," kata dia.
2. Lampu Merah
Penyebab sepele kedua adalah kebiasaan jari untuk menekan kopling saat lampu merah. Anggapannya, lampu merah cuma sebentar, jadi pengendara bisa lekas masuk gigi dan tancap gas. Padahal, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi sebenarnya. "Biasanya orang kalau di lampu merah pada narik kopling terus, itu yang salah. Harusnya dinetralin. Itu kan belum tentu sepenuhnya nge-lock, jangan-jangan ada gesekannya juga. Itu yang bikin kampas koplling cepat habis," ujarnya
Sebaiknya, misalnya, ketika masa tunggu 30 detik untuk lampu merah, maka masukanlah gigi dan tarik handel kopling jika waktu yang tersisa tinggal lima detik. Hal ini akan membuat masa pakai kampas kopling lebih lama.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3. Penggantian Khusus Kota Besar
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, kampas kopling memang akan lebih lekas habis. Sebab, kepadatan penduduk yang berpengaruh pada kepadatan lalu lintas akan berpengaruh pada seringnya pemakaian kopling dan olinya.
"Ini adalah hal yang biasa. Makanya, penggantian oli kopling kalau biasanya 2.500 km, gantilah jadi 1.500 km sekali. Soalnya kan bukan berdasarkan km, sementara mesin berputar terus," ujarnya.(nz)
Advertisement