Liputan6.com, Jakarta Bima Sakti mengemban tugas yang berat di Piala AFF 2018. Menerima tongkat estafet dari pelatih sekaliber Luis Milla, mantan pemain timnas Primavera itu diharapkan mampu membawa timnas Indonesia meraih trofi di turnamen antarnegara se Asia Tenggara itu.
Ditemui di kawasan Bintaro, Sabtu lalu, Bima mengaku segera menyiapkan para pemain untuk menghadapi Piala AFF 2018 yang akan berlangsung mulai 8 November - 15 Desember mendatang. Namun sebelum itu, Bima memutuskan untuk pulang kampung terlebih dulu.
Baca Juga
Advertisement
"Saya mau pulang dulu ke Balikpapan, minta restu kepada orang tua," kata Bima saat itu.
Sejak memutuskan gantung sepatu, Bima memutuskan untuk menekuni dunia kepelatihan. Dia mengawali kariernya sebagai asisten pelatih klub Persiba Balikpapan, 2016 lalu. Setahun kemudian, dia lalu mendapat kepercayaan jadi asisten pelatih Luis Milla di timnas Indonesia.
Penunjukan Bima Sakti sebagai pelatih kepala bermula saat PSSI gagal memperpanjang kontrak Luis Milla. Kedua pihak tidak menemui kata sepakat untuk melanjutkan kerjasama.
Dengan pengalaman yang minim sebagai pelatih kepala, Bima mengaku siap mengemban tugas baru tersebut. Apalagi menurutnya, permainan timnas sudah terbentuk bersama Milla.
"Saya akan berjuang bersama staf pelatih, ofisial, dan para pemain untuk memberikan yang terbaik pada Piala AFF 2018 mendatang," kata pria berusia 42 tahun tersebut.
Spesialis Finalis
Pada Piala AFF 2018 nanti, Timnas Indonesia berada di Grup B bersama Thailand, Filipina, dan Timor Leste. Sejak pertama kali bergulir 1996 (dulu disebut Piala Tiger), Tim Merah Putih sudah lima kali melaju ke babak final, yakni 2000, 2002, 2004, 2010, dan 2016.
Meski demikian, Tim Merah Putih belum sekalipun berhasil mengangkat trofi. Thailand boleh dikatakan merupakan musuh yang paling sering mengganjal langkah Indonesia di final. Negeri Gajah Putih setidaknya sudah tiga kali mengandaskan mimpi Tim Merah Putih. Terakhir pada Piala AFF 2016 lalu saat Timnas Indonesia kalah dengan agregat 2-3.
"Kalau ditanya apakah bisa juara? Semuanya proses. Tidak ada satu pelatihpun di dunia ini yang bisa menentukan hasil, entah itu (Pep) Guardiola maupun Jose Mourinho. Sebagai pelatih, yang penting adalah bagaimana menyiapkan latihan dan menciptakan suasana tim yang nyaman. Kalau untuk juara, semua hanya perlu bekerja lebih keras dari 2 tahun lalu."
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Advertisement