Liputan6.com, Istanbul - Para penyelidik Turki menolak untuk berbagi barang bukti dengan jaksa penuntut umum dari Arab Saudi, menyusul keterlibatan Riyadh dalam pengusutan kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Jaksa Saudi Saud al-Mojeb mengadakan pembicaraan dengan jaksa kepala Istanbul pada Senin 29 Oktober pagi di Istanbul, tetapi kurangnya rasa saling percaya antara kedua negara menyebabkan pertemuan itu berlangsung relatif singkat, kurang dari 75 menit.
Dikutip dari The Guardian pada Selasa (30/10/2018), Turki meminta konfirmasi tentang keberadaan jasad Jamal Khashoggi, pengungkapan identitas pelaku pembunuhan yang telah ditangkap oleh Arab Saudi, dan hasil penyelidikan terkini tentang 15 orang terduga yang mengunjungi konsulat Negeri Petrodolar itu di Istanbul pada 2 Oktober, waktu di mana sang jurnalis Washington Post tewas terbunuh.
Baca Juga
Advertisement
Lembaga penyiaran nasional Turki TRT Haber mengatakan para pejabat Saudi meminta seluruh berkas investigasi, termasuk bukti, pernyataan dan rekaman, untuk diberikan kepada mereka. Namun, hal tersebut dilaporkan ditolak mentah-mentah oleh Ankara.
Arab Saudi telah mengakui bahwa ada kemungkinan rencana untuk membunuh Jamal Khashoggi, tetapi hal itu ditegaskan sebagai inisiatif oleh sekelompok oknum, tanpa sepengetahuan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, sebelumnya menyambut kedatangan jaksa, sementara menteri luar negeri Mevlüt Çavuşoğlu telah meminta Riyadh untuk mulai bekerja sama sehingga seluruh dunia bisa mengetahui kebenaran tentang pembunuhan Khashoggi.
Pada upacara peringatan untuk Khashoggi di London, tunangannya, Hatice Cengiz, mengatakan tidak boleh ada yang ditutup-tutupi, dan menyerukan negara-negara Barat untuk menuntut keadilan.
Cengiz mengatakan dia percaya bahwa pemerintah Arab Saudi tahu keberadaan jasad tunangannya, dan bahwa hidupnya berubah drastis "pada hari yang mengerikan ketika Jamal Khashoggi memasuki konsulat di Istanbul".
Simak video pilihan berikut:
Presiden Turki Dinilai Sengaja Menahan Barang Bukti
Kekuatan Barat meyakini bahwa Presiden Erdogan sengaja menahan bukti untuk mendukung upayanya memojokkan MBS --julukan populer Mohammed bin Salman-- di hadapan publik internasional.
Turki belum merilis rekaman audio yang diduga menyiratkan pembunuhan Khashoggi, atau bukti untuk menunjukkan bahwa 15 oknum Saudi di dalam konsulat Saudi di Istanbul melakukan empat panggilan telepon ke kantor putra mahkota MBS, sebagaimana yang diklaim oleh media pro pemerintah Ankara.
Sisa-sisa jasad Khashoggi belum ditemukan tetapi penyeldiik Turki telah mengidentifikasi beberapa mobil dari konsulat Saudi pergi ke kediaman konsul jenderal, dengan satu kendaraan melanjutkan perjalanan ke hutan di pinggiran Istanbul.
Media Turki pro-pemerintah juga menerbitkan foto-foto terbaru tentang mobil yang dimiliki oleh misi diplomatik Saudi, sebelum diizinkan oleh polisi setempat untuk memeriksanya.
Advertisement