Satu Kantong Jenazah Korban Lion Air Jatuh Dibawa ke Pantai Tanjung Pakis

Serpihan pesawat Lion Air jatuh juga dibawa ke pantai tersebut.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Okt 2018, 12:53 WIB
Tim penyelamat mengumpulkan barang korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/10). Barang-barang penumpang dikumpulkan di Posko Basarnas Jakarta International Container Center II. (RESMI MALAU/AFP)

Liputan6.com, Karawang - Petugas Badan SAR Nasional (Basarnas) menepi ke Pantai Tanjung Pakis dengan membawa satu kantung jenazah korban pesawat Lion Air tujuan Jakarta-Pangkalpinang dengan nomor JT 610 yang jatuh di Perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat.

Pantauan Liputan6.com, Selasa (30/10/2018), warga ramai berkerumun saat evakuasi menuju Posko Antemortem DVI Polda Jawa Barat. Mereka penasaran dengan temuan tim Basarnas.

Salah satu anggota Basarnas yang enggan disebut namanya menyebutkan, isi kantong jenazah tersebut merupakan bagian tubuh korban pesawat Boeing 737 Max 8.

"Satu kantong tidak utuh," kata petugas.

Serpihan pesawat Lion Air jatuh juga dibawa ke pantai tersebut. Diduga keseluruhannya terbawa oleh arus dan ditemukan oleh tim yang menyisir permukaan laut lewat Pantai Tanjung Pakis.

Saat ini tim DVI Polda Jawa Barat masih melakukan identifikasi dari bagian tubuh korban Lion Air jatuh yang ditemukan tersebut. Termasuk mengamankan serpihan pesawat dan barang milik penumpang yang ditemukan.

Nantinya, satu kantong jenazah itu akan langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kecelakaan Terburuk Sepanjang 2018?

Petugas Basarnas membawa kantung jenazah terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Posko Evakuasi, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (29/10). Pesawat membawa 178 penumpang dewasa, 1 anak-anak, 2 bayi, dan 7 awak pesawat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jatuh ke Laut Jawa tak lama setelah lepas landas Bandara Internasional Soekarno Hatta, pada Senin 29 Oktober pagi. Seluruh 189 orang di dalamnya dikhawatirkan tewas, meskipun upaya penyelamatan sedang berlangsung.

Pesawat nahas itu adalah jenis Boeing 737 Max 8 generasi terbaru, yang dikirim ke maskapai Lion Air pada Agustus tahun lalu.

Dikutip dari Business Insider pada Selasa (30/10/2018), penerbangan JT 610 disebut sebagai insiden fatal pertama yang melibatkan Boeing 737 Max 8, dan diperkirakan menjadi kecelakaan paling mematikan dalam penerbangan sipil sepanjang tahun ini.

Perkiraan di atas didasarkan penelusuran fakta kecelakaan aviasi yang terjadi sejak awal 2018 hingga pada kasus terakhir yang menimpa Lion Air JT 610.

Adapun kecelakaan aviasi paling serius yang terjadi di tahun ini adalah ketika sebuah pesawat angkut Ilyushin Il-76 yang dioperasikan oleh angkatan udara Aljazair --memuat personel militer dan keluarganya-- jatuh pada April lalu.

Meski kecelakaan itu menewaskan seluruh 257 orang di dalamnya, namun hal tersebut tidak dianggap sebagai insiden sipil, lantaran pesawat yang digunakan adalah milik institusi.

Sebelum jatuhnya Lion Air JT 610, insiden penerbangan sipil pertama tahun ini terjadi pada bulan Februari, ketika pesawat Saratov Airlines 703 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Domodedovo Moskow. Seluruh 71 penumpang dan anggota awak di dalam kabin buatan Ukraina Antonov An-148 itu dilaporkan tewas.

Seminggu kemudian, Iran Aseman Airlines dengan nomor Penerbangan 3704, menggunakan pesawat udara regional ATR 72 turboprop, menabrak Gunung Dena di Iran, yang menewaskan seluruh 66 orang di dalamnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya