Liputan6.com, Pekanbaru - Dua hari menghilang, bocah enam tahun bernama Fatih ditemukan sudah tak bernyawa pada Senin (29/10/2018). Pada Sabtu siang, 27 Oktober 2018 lalu, korban dinyatakan hilang diduga terseret arus banjir yang melanda Desa Air Hitam, Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir.
Korban sebelum hilang sempat melintas di jembatan di desa itu. Pada saat bersamaan, air di sungai tengah naik karena hujan deras yang mengguyur Rokan Hilir sejak beberapa hari belakangan.
Advertisement
Kepala Humas Badan SAR Nasional di Pekanbaru, Kukuh Widodo menyebut korban sudah diserahkan ke keluarganya untuk dikebumikan.
"Korban ditemukan pagi, sekitar pukul 07.00 WIB," kata Kukuh, Senin petang.
Dia menjelaskan, korban sebelum hilang keluar rumah untuk membeli sesuatu di warung sekitar. Ada saksi yang melihat, korban sempat bermain di jembatan yang air di bawahnya tengah naik karena hujan deras.
"Air juga sudah naik ke jembatan, lalu korban jatuh hingga terbawa arus," kata Kukuh.
Warga yang mengetahui korban jatuh ke sungai langsung melaporkan kejadian itu ke polisi dan Basarnas.
Setelah mendapat laporan, Tim Sar gabungan melaksanakan penyisiran di lokasi. Setelah mencari dua hari, tim berhasil menemukan korban pada koordinat 01 21.397 N- 100 42.707 E dalam keadaan meninggal dunia.
Sementara itu, Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyebut saat ini 4.052 jiwa penduduk di Kabupaten Rokan Hilir mengungsi karena bencana banjir. Ketinggian air yang memasuki rumah warga mencapai 80 sentimeter.
"Rinciannya, di Kepenghuluan (desa) Karya Mulyo Sari ada 1.258 jiwa, Rokan Baru 1.793 jiwa, Rokan Baru Pesisir 564 jiwa, serta Teluk Bano II sebanyak 437 jiwa," ujar Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur kepada wartawan.
Jim menjelaskan, tiga tenda pengungsian telah didirikan untuk menampung pengungsi. Pihaknya juga menyediakan dua unit perahu karet dan satu unit perahu fiber untuk memantau ketinggian air.
"Ada lima unit tenda lagi yang akan kita kirim ke lokasi banjir,” jelas Jim.
Kendala di lokasi, tambah Jim, petugas kesulitan mendirikan beberapa lagi tenda banjir karena daratan yang ada digenangi air. Apalagi, hujan masih turun di sejumlah lokasi.
"Ada beberapa tenda yang belum didirikan karena tidak ada tempat lagi, terendam air," katanya.
Jim menyebutkan, pihaknya juga turut mengupayakan pengiriman bantuan bahan pangan dan obat-obatan. Kemudian yang paling dibutuhkan saat ini adalah bantuan selimut dan pakaian sekolah.
"Fasilitas umum yang terendam banjir seperti di Bangko Makmur, ada 3 unit gedung sekolah, mesjid 1, mushollah 2, puskesmas 2 unit, 4 titik jalan terputus ketinggian air mencapai 60 centimeter," kata Jim.
Jim menyebut saat ini pihaknya terus mendata warga dan fasilitas lainnya yang terdampak banjir. Dan data yang disampaikannya saat ini masih bersifat sementara.
"Itu baru data sebagian, nanti kita kirim data susulan," ucap Jim.
Simak juga video pilihan berikut ini: