Ini yang Terjadi 10 Detik Terakhir Sebelum Lion Air JT 610 Hilang

Pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, usai lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

oleh Raden Trimutia HattaYusron Fahmi diperbarui 30 Okt 2018, 13:37 WIB
Ilustrasi Pesawat Lion Air (ROSLAN RAHMAN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia maskapai Indonesia berduka. Pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, usai lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Seninm 29 Oktober pukul 06.20 WIB.   

Data grafik yang disediakan situs pemantau penerbangan Flightradar24 memperlihatkan pesawat Lion Air JT 610 terbang dalam kondisi naik turun. Pesawat nahas tersebut hanya mengudara selama 13 menit.

Gambar grafik altitude atau ketinggian, berupa garis biru, menunjukkan gerak pesawat naik turun sebelum akhirnya menukik ke bawah. Pada 10 detik terakhir, pesawat mengalami penurunan ketinggian 1.200 kaki atau 365,76 meter, dari 4.850 kaki ke 3.650 kaki sebelum kemudian hilang dari radar. 

Pergerakan pesawat Lion Air JT 610 sebelum jatuh ke Tanjung Karawang (Flightradar24)

Sebelum dinyatakan hilang kontak, pilot pesawat Lion Air Capt Bhavye Suneja sempat meminta kembali ke Bandara Soekarno-Hatta atau return to base (RTB) kepada menara ATC. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Analisis Pengamat

Rute terakhir yang ditempuh pesawat Lion Air JT 610 dari Jakarta ke Pangkalpinang (Google/FlightRadar)

Saat dimintai pendapat, pengamat penerbangan yang juga mantan pilot senior Chappy Hakim mengaku tidak tahu pasti apa yang terjadi pada Lion Air JT 610 sesaat setelah lepas landas.

"Gangguannya apa? Enggak bisa dianalisis dengan kasat mata. Bisa jadi mesin ada gangguan, atau bisa juga hal lainnya. Banyak sebabnya. Harus nunggu black box ditemukan," ujarnya.  

Namun, jika melihat data yang ada, pesawat jelas mengalami gangguan serius, sehingga pilot memutuskan untuk meminta kembali ke bandara.

Chappy Hakim mengungkapkan, kejadian pilot minta kembali ke bandara menunjukkan bawah ada masalah serius di pesawat yang tidak bisa diatasi oleh pilot atau kru pesawat.

"Itu lazim terjadi jika pilot tidak memungkinkan untuk mengatasi masalah di pesawat," ujar Chappy Hakim kepada Liputan6.com, Senin (29/10/2018).


Kronologi

Pesawat Lion Air yang jatuh regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 jatuh di Kawarang. (Humas Lion Air)

Kepala Otoritas Bandara (Otban) Bandara Internasional Soekarno Hatta, Bagus Sanjoyo menerangkan kronologis sebelum kejadian nahas tersebut. Pesawat jenis Boeing 737-8 itu lepas landas dari Terminal 1 pada pukul 06.20 WIB.

Kemudian, pada 06.31 WIB pilot pesawat sempat meminta untuk putar balik kembali ke landasan Bandara Soekarno-Hatta.

"Kemudian, oleh petugas menara ATC diperbolehkan atau disetujui untuk kembali," kata Bagus, saat memberikan keterangan persnya di Ruang VIP Terminal 1 Bandara Soetta, Senin (29/10/2018).

Setelah itu, tiba-tiba pesawat Lion Air lost contact dengan menara ATC. Bagus pun tidak menerangkan alasan pilot pesawat meminta kembali ke landasan. Meskipun dugaan yang mencuat adalah adanya kerusakan mesin pesawat hingga bocornya tangki bensin.

"Tidak, tidak mengarah ke sana. Kami belum mengetahui pasti, yang jelas sudah mendapat persetujuan untuk kembali," katanya.

Namun setelah itu, pesawat langsung hilang kontak dengan menara ATC. Apakah pesawat hilang kontak atau jatuh masih berada di jalur penerbangan menuju Pangkalpinang, atau sudah posisi putar balik, pihaknya pun masih menunggu penyelidikan dari KNKT.

"Kita tunggu hasil penyelidikannya setelah black box ditemukan," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya