Orangtua Meninggal dalam Kecelakaan, Bagaimana Mengenalkan Konsep Kematian ke Anak?

Dalam setiap kecelakaan transportasi seperti yang terjadi pada Lion Air JT 610, selalu ada anak yang harus kehilangan orangtuanya. Untuk itu, keluarga harus memperkenalkan konsep kematian dengan cara yang mudah dipahami anak

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 30 Okt 2018, 16:00 WIB
Anggota keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 mendatangi posko ante Antemortem Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, Selasa (30/10). Pihak RS Polri sudah memeriksa 151 anggota keluarga korban pesawat Lion Air. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Dalam sebuah kecelakaan seperti yang terjadi pada pesawat Lion Air JT 610, keluarga korban juga menjadi mereka yang paling terdampak dari insiden semacam ini. Terutama anak-anak.

Anak-anak, terutama yang belum memasuki akil balik, kadang belum mengerti tentang konsep kematian. Hal ini terkadang menyulitkan keluarga bagaimana caranya menjelaskan tentang meninggalnya orangtua atau sanak saudara mereka.

Menurut dosen dan juga psikolog Universitas Indonesia Bona Sardo Hutahaean, untuk menjelaskan tentang kematian anggota keluarga pada anak, tidak ada cara yang paling tepat atau baik.

"Tapi keluarga bisa memberikan semacam perumpamaan atau kiasan-kiasan yang masih bisa disesuaikan dengan dunia anak- anak. Supaya mereka juga masih berpikir bahwa orangtua saya atau anggota keluarga saya memang pergi dan tidak akan kembali," ujar Bona ketika dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa (30/10/2018).

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Memperkenalkan Konsep Kematian pada Anak

Tercatat, penerbangan pada Minggu, 19 Agustus 2018 hingga hari ini, 20 Agustus 2018, masih berjalan normal.

Menurut Bona untuk melakukan ini, keluarga butuh tahu tentang latar belakang dari anak dan keluarga itu sendiri. Salah satu yang bisa dilakukan adalah memperkenalkan konsep kematian dengan surga.

"(Misalnya) papa atau mama itu pergi ke surga dan di surga itu tempatnya tidak kelihatan. Kadang-kadang munculnya dalam alam mimpi. Seperti itu," kata Bona menjelaskan.

Namun, untuk melakukannya juga tidaklah sederhana. Bona mengatakan, butuh kestabilan emosi dari mereka yang akan menceritakan tentang kejadian tersebut pada anak.

"Itupun juga tidak sederhana. Dalam konteks ini kan keluarga juga masih emosional," ujar psikolog yang sempat mengikuti ajang pencarian bakat Indonesian Idol tersebut.

 


Mengetahui Kemampuan Kognitif Anak

Keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 menyerahkan dokumen di Posko Antemortem RS Polri Kramat Jati, Selasa (30/10). Para anggota keluarga itu diperiksa untuk mendukung pemeriksaan antemortem korban insiden pesawat itu. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Selain itu, umur juga mempengaruhi apabila keluarga ingin memberitahukan tentang kematian anggota keluarga pada anak. Misalnya, memberitahukan tentang konsep surga bisa dilakukan ketika anak secara kognitif sudah baik.

"Tapi kalau belum ya beritahu saja bahwa orangtuanya pergi, tapi tidak kembali," tambah Bona.

Apabila anak merasa rindu. Keluarga bisa mengajaknya untuk mengenang atau "menemui" mereka lewat pusara yang ada.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya