Liputan6.com, Jakarta - Upaya pencarian korban pesawat Lion Air JT 610 masih dilakukan hingga kini. Basarnas terus melakukan penyisiran di Tanjung Pakis, perairan Karawang, Jawa Barat, tempat jatuhnya burung besi nahas tersebut.
Total, ada 189 orang yang diangkut oleh kapal terbang celaka itu, termasuk enam kru pesawat. Di antara penumpang juga ada 1 anak kecil dan 2 bayi (infant).
Baca Juga
Advertisement
Insiden maut tersebut menyisakan duka mendalam bagi masyarakat luas. Sebagian besar media nasional pun memberitakan kejadian itu, juga media mancanegara.
Para pemburu berita berupaya mencari tahu tentang penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Mereka berusaha mengumpulkan data dari keterangan berbagai narasumber, mulai dari otoritas terkait, pemerintah, keluarga korban, hingga media sosial.
Selain itu ada dua kisah pilu tentang penumpang Lion Air JT 610 yang mendunia. Berikut laporan yang berhasil dirangkum oleh Liputan6.com dari sejumlah sumber, Selasa (30/10/2018).
Simak video pilihan berikut:
1. Swafoto Terakhir
Seorang wanita muda menceritakan kepada wartawan, yang dikutip dari News.com.au, bahwa suaminya adalah salah satu dari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
Perempuan tersebut bernama Lutfinani Eka Putri, sedangkan suaminya bernama Deryl Fida Febrianto yang berusia 22 tahun.
Hal yang membuat publik pilu adalah keduanya merupakan pengantin baru dan umur pernikahan mereka kurang dari 2 minggu.
Lutfinani menyampaikan, beberapa menit sebelum pesawat tinggal landas, Deryl sempat mengirimkan swafoto dan SMS kepadanya.
Berbicara kepada wartawan dari rumahnya di Jakarta, perempuan yang akrab disapa Putri itu mengatakan bahwa Deryl mengirimkan pesan singkat bernada penuh kasih.
Sedangkan selfie yang dikirim oleh Deryl, tercatat pada pukul 06.01 WIB, sekitar setengah jam sebelum kecelakaan. Ia terlihat duduk di dekat jendela, bersandar ke badan pesawat dan mengenakan masker berwarna hijau.
Pasangan itu saling berkirim pesan hingga pukul 06.00 WIB sebelum pesawat lepas landas pukul 06.20 WIB dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Ketika saya melihat berita itu, saya mencocokkan nomor penerbangan dengan foto tiket yang Deryl kirimkan,” kata Putri kepada wartawan. "Saya segera mulai menangis."
Deryl terbang dari Jakarta ke Pangkal Pinang untuk memulai pekerjaan barunya sebagai petugas di kapal pesiar.
Advertisement
2. Terjebak Macet
Berbeda halnya dengan Deryl, pria satu ini beruntung. Ia tidak ikut jatuh bersama pesawat Lion Air JT 610.
Sony Setiawan lolos dari cengkeraman maut setelah dirinya terjebak macet saat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ia pun ketinggalan pesawat.
Pejabat Kementerian keuangan Indonesia itu bermaksud menaiki pesawat nahas JT 610. Ini merupakan perjalanan dinas rutin dirinya dan rekan-rekannya setiap minggu.
Ketika teman-teman Sony berjuang untuk menembus kemacetan sehari-hari Jakarta, demi mengejar pesawat, Sony justru mendapati dirinya terjebak di jalan tol selama berjam-jam.
"Saya biasanya mengambil (penerbangan) JT 610. Teman-teman saya dan saya selalu naik pesawat ini," kata Sony kepada AFP, Senin 29 Oktober, yang dilansir dari The Star.
"Saya tidak tahu mengapa lalu lintas di jalan tol begitu buruk. Saya biasanya tiba di Jakarta pukul tiga pagi, tapi pagi ini saya tiba di bandara pukul 06.20 dan saya ketinggalan pesawat."
Sony tiba di bandara tepat ketika pesawat tinggal landas. Sekitar 13 menit kemudian, pesawat itu dilaporkan hilang kontak. Petugas bandara dan Basarnas kemudian mengkonfirmasi bahwa Lion Air JT610 telah jatuh ke laut.
"Pertama kali saya dengar berita itu, saya menangis," katanya. "Saya tahu teman-teman saya ada di pesawat itu."
Kementerian keuangan melaporkan kepada awak media bahwa sekitar 20 karyawannya telah menjadi korban dalam insiden maut tersebut.
Sony, yang berasal dari Bandung, Jawa Barat, berhasil mengejar penerbangan berikutnya ke Pangkal Pinang. Ia mengetahui kecelakaan itu begitu mendarat dengan selamat di kota tujuan.
Ia pun sempat menelepon keluarganya sesaat, dengan maksud mengabarkan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Keluarga saya kaget dan ibu saya menangis, tetapi saya memberi tahu mereka bahwa saya aman, jadi saya harus bersyukur," tutur anak buah Sri Mulyani ini.