Mengharukan, Pesan Terakhir PNS Kemenkeu Korban Lion Air kepada Keluarga

Anak kedua korban mengaku ayahnya sempat pulang ke rumah, Minggu, 28 Oktober 2018, sebelum kembali ke Pangkalpinang menggunakan pesawat Lion Air JT 610.

Oleh SoloPos.com diperbarui 31 Okt 2018, 03:03 WIB
Para pelayat tampak menyambangi rumah duka korban pesawat Lion Air JT 610, Joyo Nuroso, di Kampung Batik Krajan RT 007/RW 002, Rejomulyo, Semarang Timur, Senin (29/10 - 2018). (Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Semarang - Suasana duka menyelimuti rumah yang terletak di Gang Batik Krajan RT 007/RW 002, Rejomulyo, Semarang Timur, Senin, 29 Oktober 2018, sore. Puluhan pelayat tampak berlalu lalang mengucapkan rasa belasungkawa kepada pemilik rumah.

Rumah bercat warna-warni itu rupanya milik keluarga Joyo Nuroso. Pria yang selama ini menjabat sebagai Kasubag Umum KPPN Pangkalpinang itu menjadi salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin pagi.

Jatuhnya pesawat Boeing 737 milik maskapai Lion Air itu tentu saja menghadirkan duka yang teramat dalam bagi keluarga korban. Anak kedua korban, Fajriansyah Mahdy Tsani, mengaku kaget tatkala mendapat informasi ayahnya menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat itu. Padahal, Fajri mengaku ayahnya sempat pulang ke rumah, Minggu, 28 Oktober 2018.

"Sabtu (27/10/2018) siang kemarin sekitar pukul 11.00 WIB, sempat ke Pekalongan buat menjenguk saudara yang baru melahirkan. Lalu, pulang ke rumah Minggu sorenya," ujar Fajri saat dijumpai wartawan di rumah duka.

Ia bilang ayahnya sempat menitip pesan kepadanya agar selalu menjaga ibu dan saudara-saudaranya di rumah. Pesan itu disampaikan ayahnya saat hendak bertolak ke Jakarta dengan menggunakan kereta api dari Stasiun Tawang, Minggu malam.

"Sekitar jam 19.30 WIB kemarin, saya ikut mengantar bapak ke Tawang. Bapak sempat berpesan supaya saya jagain saudara dan ibu," ujar anak kedua dari empat bersaudara pasangan Joyo Nuroso dengan Ana Rohmawati itu.

Fajri tak menyangka pesan itu menjadi yang terakhir disampaikan ayahnya. Ia sama sekali tak memiliki firasat buruk apa pun.

"Hanya saja, biasanya bapak sering memberi kabar kalau sudah sampai lokasi. Tapi, ternyata bapak enggak kasih kabar sampai akhirnya ada kabar kecelakaan pesawat," imbuh siswa SMAN 6 Semarang itu.

Senada juga diungkapkan adik ipar almarhum, Heri Purnomo, yang mengaku kaget mendengar kabar kecelakaan Lion Air. Ia mengatakan Joyo Nuroso merupakan sosok panutan dan kebanggaan keluarga.

"Posisi kita sekarang sedang menunggu kabar dari pihak maskapai. Sebab perwakilan Lion Air belum memberi kabar. Kita kan ingin dapat kepastian mengenai keberadaan korban," ujar Heri.

Solopos.com mengutip keterangan resmi manajemen Lion Air, Senin pagi, pesawat Lion Air JT 610 dengan rute penerbangan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng menuju Pangkalpinang mengelami kecelakaan setelah lepas landas pukul 06.20 WIB. Pesawat jenis Boeing 737 Max 8 itu sempat mengudara selama 13 menit sebelum jatuh di perairan Tanjung Karawang.

Pesawat yang mengangkut 185 penumpang itu tergolong masih baru. Pesawat yang dikomando Capt Bhavye Suneja dan Kopilot, Harvino, itu baru dioperasikan Lion Air pada 15 Agustus lalu dan dinyatakan layak beroperasi.

 

Baca berita menarik lainnya di Solopos.com.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya