Liputan6.com, Jakarta - PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Rabu (31/10/2018). Perseroan akan catatkan saham perdana dengan kode saham CAKK.
Mengutip laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perseroan menawarkan saham sebanyak 300 juta unit saham dengan nilai nominal Rp 100 dalam rangka penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Harga saham perdana yang ditawarkan Rp 168 per saham. Total dana yang diraup dari IPO sebesar 50,4 miliar.
Direktur Utama PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk, Johan Silitonga, menyatakan perseroan akan menggunakan sebagian besar dana IPO untuk membayar pinjaman.
Baca Juga
Advertisement
Adapun secara detail, sebesar 38 persen dana IPO akan digunakan untuk pelunasan kredit bank, 20 persen pelunasan dan instalasi mesin, serta 6 persen untuk penyelesaian gedung produksi baru dan sisanya untuk modal kerja.
Johan menyampaikan, perseroan akan segera melunasi utang tersebut untuk menurunkan beban biaya keuangan perseroan. Pinjaman CAKK tersebut terdiri dari kredit investasi senilai Rp 10,5 miliar, dan pinjaman perbankan Rp 8,5 miliar
Sebagai informasi, PT Buana Capital Sekuritas ditunjuk sebagai pelaksana penjamin efek perseroan. Adapun berdasarkan laporan keuangan Mei 2018, perusahaan meningkatkan penjualan sebesar 17,83 persen year on year (YoY) menjadi Rp 99,97 miliar. Hal ini karena ada lonjakan volume penjualan sebesar 10,12 persen.
BEI Yakin Target 35 Perusahaan IPO Tercapai pada 2019
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) yakin target 35 perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2019 bakal tercapai.
Itu disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Kamis, 25 Oktober 2018.
Dia menyatakan, secara historis, pada tahun politik, perusahaan tercatat menunjukan tren penurunan. Meski demikian, momentum pemilu diyakini mampu mengkerek perusahaan untuk melakukan IPO.
"Justru target 35 perusahaan ini tidak kita turunkan karena memang kita ingin tunjukkan kita optimistis. Jadi kita yakin ada harapan baru yang kita harapkan dengan adanya election," ujar dia di Gedung BEI.
BEI berencana meluncurkan layanan Electronic Book Building (EBB). Tujuannya antara lain adalah agar proses pembentukan harga saham bagi perusahaan-perusahaan yang akan melakukan IPO bisa dilakukan secara elktronik.
"Jadi kita harapkan curved dari pricing yang terbentuk bisa lebih objektif. Pas demandnya naik, supply-nya bisa terakomodasi," papar dia.
Tak hanya itu, pada RUPSLB ini, BEI menargetkan pendapatan pencatatan obligasi menjadi 100 emisi obligasi korporasi baru di tahun depan.
Melalui akselerasi pengembangan, BEI juga menargetkan sebanyak 60 perusahaan tercatat akan melakukan pencatatan tambahan (right issue dan saham bonus) di 2019.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement