Liputan6.com, Jakarta Di tengah tantangan kebangsaan yang semakin beragam dan ancaman terhadap keutuhan NKRI, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI semakin gencar menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ke daerah-daerah. Tak hanya kaum milenial yang menjadi sasaran sosialisasi melainkan juga kaum perempuan dan ibu-ibu yang selama ini dikenal memiliki peran besar dalam keluarga.
Bertempat di Gedung Wanita Bina Rahayu, Samarinda, Selasa (30/10), MPR RI Bersama Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Kalimantan Timur menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan pembicara utama adalah Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin. Dihadapan ratusan peserta yang hadir, Mahyudin mengawali paparannya dengan menceritakan latar belakang dilakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
Advertisement
Kemudian dilanjutkan pada pemaparan tantangan-tantangan kebangsaan baik internal dan eksternal yang perlu di waspadai. Seperti masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit, kurangnya pemahaman atas kebhinnekaan dan kemajukan hingga pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas. Salah satu tantangan kebangsaan internal yang ditekankan oleh Mahyudin adalah mengenai kurangnya teladan dalam sikap dan perilaku sebagai pemimpin dan tokoh bangsa.
Maraknya kepala-kepala daerah dan juga pejabat publik lain yang terkena OTT oleh KPK membuat Mahyudin prihatin. Banyaknya pejabat yang korupsi, diungkapkan itu akibat dari keterbukaan demokrasi. Sekarang pemilihan kepala daerah bahkan Presiden dilakukan langsung oleh rakyat. Pemilihan langsung merupakan perubahan dari sistem Pemilu masa lalu di mana kepala daerah sebelumnya dipilih oleh DPRD dan Presiden oleh MPR. Rupanya tak disadari bahwa Pemilu langsung ini berbiaya tinggi.
"Bila seseorang hendak maju menjadi gubernur maka ia harus membiaya saksi. Bila ada 10.000 TPS dan setiap saksi diberi honor Rp 200.000 maka calon gubernur tadi harus mengeluarkan biaya Rp 2 miliar," ujar Mahyudin. Pengeluaran masih bertambah lagi untuk kebutuhan baliho, spanduk, dan alat kampanye lainnya," ujarnya.
"Setidaknya modal jadi gubernur itu Rp 30 miliar. Selama 5 tahun menjabat belum tentu dapat uang segitu. Daripada modalnya untuk itu, lebih baik bisnis kelapa sawit," kata Mahyudin.
Zaman sekarang, lanjut Mahyudin, ketika calon Gubernur membagi uang untuk dipilih itu berarti rakyat memilih calon penjahat. Para calon yang main uang untuk dipilih tinggal menunggu ditangkap KPR. Oleh karena itu, Mahyudin mengajak BKOW dan seluruh peserta yang hadir untuk menjadi penyuluh dan garda terdepan memerangi korupsi dan politik uang.
"Hentikan praktek-praktek money politic. Saya minta BKOW menjadi penyuluh dan garda terdepan memerangi korupsi dan money politic ini. Mudah-mudahan tidak adalah lagi pemimpin daerah di Kaltim yang ditangkap KPK," tutur Mahyudin.
Peran para ibu, dalam hal tersebut sangatlah penting. Sebab, pendidkan awal dan efektif adalah dari rumah. Di sinilah peran ibu kepada anak-anaknya. Ketika sang ibu memiliki wawasan kebangsaan serta pemahaman akan nilai-nilai luhur bangsa kuat, maka akan tertular kepada anak-anaknya.
Selain itu, Mahyudin juga mengingatkan akan bahaya penggunaan teknologi dan media sosial yang tidak tepat.
"Teknologi harus digunakan dengan bijak. Penggunaan media sosial jangan sampai menyimpang. Apalagi terkait berita bohong atau hoax yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan. Kalau datanya tidak akurat jangan disebarkan," kata Mahyudin.
Gubernur Kaltim Isnar Noor yang diwakilkan oleh Sekretaris Provinsi Kaltim, Meliana menyambut baik kegiatan Sosialisasi Empat Pilar yang dilakukan MPR RI. Menurutnya, Empat Pilar MPR RI harus diketahui dan dipahami masyarakat untuk hidup bermasyarakat di Indonesia.
"Kegiatan ini bisa dilanjutkan dengan segmen yang lebih luas," kata Meliana. Meliana pun mengingatkan kembali agar masyarakat lebih waspada menyikapi kabar bohong (hoax) dan viral di media sosial. Serta tidak mudah terprovokasi.
Mewakili organisasi wanita di Kalimantan Timur, Ketua BKOW Suryani Astuti mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan Wakil Ketua MPR RI Mahyudin hadir sebagai pembicara dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
"MPR RI memiliki nilai-nilai luhur untuk mensosialisasikan Empat Pilar. Dan para perempuan sebagai ibu bangsa harus mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa, termasuk Empat Pilar MPR RI," kata Suryani.
(*)