Cantik Itu Relatif, Ini 5 Standar Kecantikan Unik yang Masih Dipertahankan

Cantik itu relatif. Masing-masing budaya dan zaman punya standarnya masing-masing, dan tak jarang tak saling bersesuaian.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 31 Okt 2018, 21:01 WIB
Wanita dari suku Kayan di Thailand (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Cantik itu relatif. Masing-masing budaya dan zaman punya standarnya masing-masing, dan tak jarang tak saling bersesuaian.

Belakangan, standar kecantikan, juga ketampanan, dipengaruhi oleh industri kecantikan, bisnis besar yang telah menggurita. Tak hanya kosmetik, tapi hingga bedah plastik. 

Misalnya, ukuran cantik di Korea Selatan saat ini adalah mata lebar, kulit putih, dahi lebar, dagu lancip, dan hidung yang mancung dan mungil. Maka tak heran, operasi plastik marak di Negeri Ginseng. 

Meski demikian, sejumlah budaya di dunia masih memertahankan standar kecantikan yang berlaku turun-temurun sejak nenek moyang. 

 

Ukuran kecantikan tersebut terkadang tidak sejalan dengan definisi cantik wanita modern, dalam pandangan mainstream atau arus utama. 

Seperti dikutip dari laman Totalbeauty.com, Rabu (31/10/2018), berikut 5 standar cantik yang masih dipertahankan sejumlah kebudayaan di dunia: 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. Ethiopia - Bekas Luka

Ilustrasi wanita Ethiopia (Pixabay)

Sementara kita berupaya kuat untuk menghilangkan bekas luka yang sudah bertahun-tahun ada di tubuh, wanita anggota sejumlah suku di Ethiopia malah mempertahankan dan menciptakan luka baru -- yang menonjol di kulit mereka.

Sejumlah suku di negara tersebut menilai, itu adalah sebuah standar kecantikan yang harus dimiliki oleh seorang wanita.

Bekas luka ini sengaja dibuat dan membentuk berbagai pola. Mulai dari wajah, badan, tangan hingga kaki. Konon, itu dianggap perhiasan yang mampu menarik perhatian laki-laki.

 


2. Kenya - Telinga Panjang

Graham Pendrill - Suku Masai 4

Bagi suku Masai di Kenya, memiliki telinga yang panjang adalah sebuah prestasi dan kebanggaan. Sebab, hal itu telah mereka lakukan sejak kecil hingga dewasa.

Jika wanita umum di dunia menggunakan satu giwang, maka mereka akan menggunakan banyak anting sehingga telinga menjadi panjang.

Jadi lubang anting pada telinga akan kendor dan semakin panjang apabila tiap tahun dipasang giwang dalam jumlah kian banyak.

 


3. Thailand - Leher Panjang

Semakin panjang leher wanita di suku karen, akan dianggap semakin cantik

Leher panjang, mirip dengan jerapah merupakan tanda kecantikan dan keanggunan wanita suku Kayan di Thailand.

Sejak usia 5 tahun, anak perempuan akan melapisi leher mereka dengan gelang tembaga yang menopang leher mereka. Jika dilakukan terus menerus dan menambah jumlah tembaga, maka leher mereka akan semakin panjang.

Itu mengapa 'kecantikan itu cantik'. Mereka akan menahan rasa sakit akibat lapisan ini yang terus bertambah jumlahnya semakin bertambah usia.

 


4. Selandia Baru - Tato Wajah

Sally Anderson, wanita kulit putih yang dianggap melecehkan seni rajah suku Maori di Selandia Baru (AFP)

Tato adalah sebuah ritual sakral yang wajib dilakukan oleh suku Maori di Selandia Baru. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan sejumlah orangtua pada umumnya yang melarang anaknya untuk membuat tato, namun inilah tradisi.

Bagi wanita suku Maori, mereka akan sengaja mentato bagian wajah mereka. Lazimnya, tato itu akan dibuat pada bagian dagu, bibir, hingga bagian wajah lainnya.

 


5. India - Dekorasi Kulit

Ilustrasi wanita India (iStock)

Beda lagi dengan India. Negara yang terletak di Asia Selatan ini punya makna kecantikan tersendiri. Standar cantiknya wanita dimaknai dengan perhiasan yang menempel pada kulit mereka.

Mereka akan menggunakan kalung, cincin hingga tindik dalam jumlah yang cukup banyak. Kebanyakan perhiasan dibuat dari emas. 

Pada upacara adat, pernikahan misalnya, wanita akan menggunakan aksesoris tersebut dan membuat pengantin wanita jadi sosok tercantik kala itu.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya