Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memindahkan sebagian hasil temuan tim SAR gabungan kecelakaan pesawat Lion Air ke Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran, Rabu (31/10/2018).
Staf Ahli Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan Cris Kuntadi mengatakan, pihaknya menempatkan beberapa barang ke lokasi yang lebih aman.
Advertisement
Barang pesawat Lion Air yang dipindahkan, yakni tabung C02, tabung oksigen, dan tabung pemadam kebakaran. Jika tidak segera dialihkan ke lokasi lain, ditakutkan dapat terbakar.
"Kami selamatkan dulu ke Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran. Barang-barang mudah terbakar ketika bertemu panas. Itu kita pisahkan," ujar Cris Kuntadi.
Sementara itu, serpihan-serpihan pesawat lainnya masih tetap dibiarkan di depan Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Menurut dia, barang-barang pesawat Lion Air itu akan dipindahkan jika seluruhnya telah terkumpul.
"Barang yang ini (serpihan) dikumpulkan dulu. Entah sampai kapan, mungkin masih dibutuhkan untuk penyelidikan,"kata Cris Kuntadi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Masih Banyak Korban di Badan Pesawat
Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi berharap penggunaan alat tersebut dapat menemukan badan pesawat. Sebab, dia menduga banyak korban masih terjebak di pesawat Lion Air yang jatuh itu.
"Kalau korban diatas permukaan sudah kita temukan semua. Kenapa kita cari main body karena kita berharap masih banyak yang ada di situ. Kalau itu sudah ditemukan pasti lebih banyak lagi. Mudah-mudahan hari ini ada titik temu, sehingga kita bisa melakukan penyelaman harapan kami korban bisa ditemukan seluruhnya," ujar Syaugi di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Oleh karena itu, tim SAR gabungan memperluas wilayah pencarian pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.
"Oh iya kami perluas dari sebelumnya 5 nautical mile. Sekarang areal pencarian diperluas 10 nautical mile," kata Syaugi.
Untuk mempercepat pencarian korban dan badan pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 610 itu, tim SAR gabungan menggunakan alat canggih bernama Multibeam Echo Sounder. Alat ini berfungsi untuk melihat objek di dasar laut.
"Apakah ada logam besar dengan scanning yang cukup luas. Ini alat pernah dipergunakan dalam pencarian korban KM Sinar Bangun di Medan," ucap Syaugi.
Advertisement