Dukungan Ibu Penyemangat Michael Raih Emas di ASEAN Autism Games

Michael Anggito Baskoro, penyandang autisme yang berhasil meraih dua medali di ASEAN Autism Games.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Nov 2018, 08:00 WIB
Michael Anggito Baskoro, peraih emas dan perunggu di dua cabang olahraga ASEAN Autism Games 2018 (Giovani Dio Prasasti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Michael Anggito Baskoro (13) tidak bisa diam seperti anak-anak pada umumnya. Tidak ada yang menyangka kalau dia memiliki autisme.

Kondisi autisme tak menyulutkan semangat remaja yang akrab disapa Michael ini untuk berberpartisipasi pada ASEAN Autism Games 2018. Dia bahkan meraih medali emas untuk sprint 100 meter dan perunggu untuk renang 50 meter.

"Saya senang sekali. Tidak latihan lagi terus istirahat," ujar Michael ketika ditemui Health Liputan6.com di sekolahnya ditulis Rabu (31/10/2018). 

Michael sering diajak renang secara rutin oleh tante. Namun, dia menghabiskan banyak waktu untuk latihan lari.

Diungkapkan oleh pelatihnya yang juga guru sosiologi, Ulpah (23) bahwa Michael memiliki fisik yang baik. Namun, butuh latihan konsentrasi.

"Jadi selama dua bulan, saya fokuskan untuk mengajarinya agar setiap mendengar aba-aba dia langsung lari," kata Ulpah.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Lawan berat: Singapura

Michael Anggito Baskoro, peraih emas dan perunggu di dua cabang olahraga ASEAN Autism Games 2018 (Giovani Dio Prasasti/Liputan6.com)

Ketika bertanding, Michael mengatakan dirinya takut terkejar pelari dari Singapura.

"Paling takut saya lawan Singapura. Karena takutnya terkejar," kata Michael.

Sementara saat berenang, dia merasa lawan paling berat berasal dari Indonesia dan Vietnam.

 


Dukungan penuh sang ibu

Michael dan Ruben Rotty (baju biru), salah satu penyandang autisme yang juga mengikuti ASEAN Autism Games bersama guru-gurunya (Giovani Dio Prasasti/Liputan6.com)

Sang ibu, Madja (49) mengatakan keterlibatan Michael di ASEAN Autism Games 2018 dimulai ketika para gurunya melihat pelajar kelas delapan di Sekolah Tunas Indonesia itu yang tidak bisa diam dan seakan tidak pernah lelah.

"Dia seperti memiliki tenaganya banyak. Waktu lari dia bisa larinya cepat, jadi disarankan untuk ikut ASEAN Autism Games," kata Madja.

Sang anak bisa mengikuti ajang internasional dengan hasil menggembirakan, jelas Madja merasa bangga. Hal tersebut juga membuat Madja mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh putranya.

Orangtua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus, kata Madja, tidak seharusnya minder atau berkecil hati. Anak-anak berkebutuhan khusus ini masih punya kesempatan untuk berprestasi.

"Tetap semangat memberikan semangat pada anaknya, agar mereka lebih percaya diri dan bisa diterima oleh semua orang dan bisa menunjukkan prestasinya," kata Madja.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya