Hikayat Jenang Kopi dari Dataran Tinggi Kopi-Kopi Juara

Industri berbahan kopi terus berkembang. Maka tercipta lah jenang kopi di Banjarnegara, Jawa Tengah.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 01 Nov 2018, 07:01 WIB
Sukini dan jenang kopi Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banjarnegara - Belakangan, bisnis kopi tampak semakin moncer saja. Pun di daerah-daerah yang memiliki kopi khas, termasuk Banjarnegara, Jawa Tengah.

Kopi Arabika dataran tinggi Kalibening, Banjarnegara memenangkan Festival Kopi Nusantara 2017 di Bondowoso, 25-26 Agustus 2017 lalu. Kopi arabika Kalibening mendadak tenar dan menjadi buruan para penikmat kopi dari seluruh Indonesia.

Adalah Galih Febianto (29) yang melakukannya. Pemuda asli Wanadadi Banjarnegara itu merupakan orang di balik kemenangan kopi arabika Kalibening menjadi pemenang Festival Kopi Nusantara 2017.

Kopi ini menjadi kopi arabika terbaik setelah menyisihkan 9 kopi arabika terbaik dari berbagai penjuru tanah air, yakni kopi Arabika Toraja, Samboga Bandung, Prigen Pasuruan, Kledung Temanggung, Ijen Raung Bondowoso, Flores Bajawa Ngada, Bumiaji Batu, Bowongso Wonosobo, dan kopi arabika Bandung.

Yang kedua adalah kopi robusta Gondo Arum, Banjarnegara yang meraih juara ketiga dalam kontes kopi bergengsi, Indonesia Specialty Coffee Contest 2018. Kemenangan petani atas nama Imam Sarjidin ini menunjukkan bahwa kopi-kopi dari Banjarnegara memang juara.

Permintaan kopi Robusta dari Dusun Gintung, Binangun Kecamatan Karangkobar pun langsung meningkat pesat. Konsumen tak hanya berasal dari dalam negeri. Pasar luar negeri pun sudah meliriknya.

Jepang misalnya, ingin dikirimi kopi Gondo Arum sebanyak 2.000 ton per tahun. Padahal, produksi kopi baru mencapai 500 ton per tahun.

Berkah kemenangan ternyata tak hanya dinikmati Galih dan Imam semata. Para petani kopi di Banjarnegara kini lebih percaya diri karena produk kopi mereka kini tersohor dan nilai jualnya meningkat.


Legitnya Bisnis Jenang Kopi

Galih Febianto (29) pemenang Festival Kopi Nusantara 2017 dengan kopi Arabika Kalibening, Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Dua kopi khas berbeda varietas yang ada di Banjarnegara ini pun memantik pelaku industri kreatif lainnya. Salah satunya adalah Sukini, pemilik usaha pengolahan makanan Suka Nicky, Desa Gumiwang Banjarnegara.

Sukini meyakini, kopi kini menjadi komoditas paling diburu masyarakat dunia. Kopi telah menjadi minuman lintas kalangan, mulai dari jelata hingga ningrat. Sulit kiranya, mencari lidah yang tak pernah mencecap kopi.

Seiring perubahan gaya hidup dan pertumbuhan kelas menengah, industri berbahan kopi terus berkembang. Dia pun berpikir mengembangkan makanan berbahan dasar kopi. Maka tercipta lah jenang kopi.

Warnanya hitam pekat dan kenyal ketika digigit. Tertutup plastik, jenang kopi terlihat mengilat, menggemaskan.

"Banyak yang menyeduh kopi, saya mencoba bikin olahan jenang kopi," kata Sukini, beberapa waktu lalu.

Sukini melihat komoditas kopi tengah digandrungi masyarakat berbagai kalangan, tak terkecuali di Banjarnegara. Karenanya, ia yakin prospek bisnis ini.

Ia mencoba menjadikan kopi sebagai bahan dasar pembuatan jenang yang akan menciptakan cita rasa khas yang benar-benar berbeda.

Sukini tak repot untuk memperoleh untuk bahan dasar pembuatan jenang. Di sekitar kampungnya, sudah banyak petani yang berkebun kopi. Ia langsung membelinya dari pengusaha atau petani kopi di Banjarnegara.

Seperti keyakinan Sukini, jenang kopi langsung diterima pasar. Jenang kopi tersebut cukup digemari masyarakat. Bahkan, saking cepat populernya, jenang kopi menjadi salah satu jenang varian rasa yang paling tinggi permintaannya.


Kuat di Lidah, Enteng di Harga

Sukini dan jenang kopi Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sebelum membuat jenang kopi, Sukini memang telah memproduksi berbagai olahan makanan. Salah satunya adalah jenang berbagai rasa. Varian rasa buah ini pun tak kalah lezat dibanding jenang kopi.

"Ada sirsak, salak, carica, pepaya, tomat, nanas hingga buah naga," dia menjelaskan.

Yang membedakan jenang dodol buatan Sukini dengan tempat lainnya adalah bahan pembuatnya. Sukini benar-benar membuat jenang dengan bahan dasar buah, sesuai varian yang diinginkan.

Biasanya, dodol berbahan dasar dominan tepung ketan. Akan tetapi, dodol buatan Sukini berbahan dasar dominan buah-buahan. Tentu, ada komposisi tertentu yang membuat jenangnya tetap legit.

Karena itu, wajar, rasa buahnya begitu tajam saat makanan itu menempel ke organ perasa. Pun dengan jenang kopi yang terasa betul-betul kopi.

"Tidak pakai perasa buah," dia menambahkan.

Dalam sehari, Suka Nicky memproduksi satu kuintal jenang beraneka rasa. Jenang dengan aneka rasa buah, termasuk jenang Kopi dibanderol cukup murah, hanya Rp 40 ribu per kilogram. Satu kilogram berisi sekitar 50 butir jenang yang dikemas dengan bungkus plastik.

Selain jenang, ia juga memproduksi aneka keripik, mulai keripik tempe, tahu, salak, pisang, hingga keripik tanaman obat semisal Panegoang dan Pare.

Kini, ia pun sedang berinovasi kembali dengan membuat keripik tempe rasa cokelat. Keripik tempe gurih berpadu dengan taburan cokelat yang legit berhasil menciptakan rasa yang khas.

Muzakki, seorang konsumen mengatakan jenang kopi produksi Sukini memang lain daripada yang lain. Ada rasa pahit khas kopi Robusta berpadu manis gula saat makanan itu menyentuh lidah.

Menurut dia, jenang kopi ini sama sekali berbeda dengan permen kopi yang lebih populer. Rasa jenang kopi memang benar-benar kopi.

"Kuat rasanya karena bahan dasarnya kopi, bukan perasa kopi," Zaki menambahkan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya