Kunjungi Myanmar, Kapolri Jalin Kerja Sama Cegah Kejahatan Transnasional

Selama di Myanmar, Tito juga akan menghadiri acara 12th ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 31 Okt 2018, 20:46 WIB
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian tersenyum saat tiba menghadiri Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (16/8). Tema sidang tahunan kali ini Bhinneka Tunggal Ika. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjalin kerja sama penanggulangan kejahatan transnasional dengan pemerintah Myanmar. Hal ini dilakukan Tito saat bertemu Menteri Dalam Negeri Myanmar Letjen Kyaw Swe dan Penasihat Keamanan Nasional Myanmar U Thaung Tun di Nay Pyi Taw, Myanmar.

"Polri berkomitmen untuk memberikan pelatihan guna meningkatkan kapasitas personel Kepolisian Myanmar dalam pemeliharaan keamanan dalam negeri," kata Tito dalam keterangan tertulisnya, Rabu (31/10/2018).

Selain menjalin kerja sama, sambung Kapolri, Polri telah menyiapkan program pelatihan pengamanan dan penanganan kerusuhan massa serta penyidikan kejahatan berbasis penghormatan terhadap nilai-nilai HAM dan berbagai program pelatihan lainnya.

"Peningkatan kapasitas personel Kepolisian Myanmar merupakan wujud nyata upaya Polri mendukung penyelesaian permasalahan keamanan dalam negeri Myanmar secara profesional, humanis dan berbasis penghormatan terhadap nilai-nilai HAM," terang Tito.

Selama di Myanmar, Kapolri juga akan menghadiri acara 12th ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime.

Dia mengatakan, pertemuan ini memiliki nilai yang sangat strategis dalam memperkuat kerja sama antarnegara untuk pencegahan dan penanganan berbagai bentuk kejahatan transnasional di kawasan ASEAN.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Terorisme dan Narkoba

Kapolri mengatakan, berbagai bentuk kejahatan yang menjadi perhatian utama dalam pertemuan ini antara lain penanggulangan kejahatan terorisme, perdagangan gelap narkotika dan obat terlarang, serta perdagangan manusia

"Kemudian, berbagai jenis kejahatan siber, perompakan, pencucian uang serta perdagangan satwa langka dan hasil hutan ilegal (illicit trafficking in wildlife and timber)," ucap Tito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya