Liputan6.com, Jakarta Tim SAR Gabungan terus berupaya mencari bangkai pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Proses penyisiran mulai menemukan titik terang.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Muda TNI (Marsda) M Syaugi mengatakan, pihaknya bersama dengan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto turut menelusuri perairan Tanjung Karawang sekitar 12 jam.
Advertisement
Seperti sebelumnya, kapal milik TNI, Polri, Basarnas, Kementerian ESDM masih terus dilibatkan. Totalnya ada empat kapal yang dilengkapi peralatan canggih yakni side-scan sonar, multi-beam echosounder.
Satu di antaranya bahkan mempunyai tambahan alat remotely operated underwater vehicle (ROV).
"Empat kapal ini bisa melihat sesuatu yang ada di dasar air atau di dasar laut. Artinya alat ini berfungsi dengan baik," ucap dia, Rabu (31/10/2018).
Syaugi melanjutkan, dari kempat kapal tersebut hanya kapal yang memiliki alat remotely operated underwater vehicle (ROV) berhasil mendeteksi serpihan-serpihan pesawat Lion Air. Sisanya, tidak berhasil.
"Kapal pertama kita cek ternyata yang kita temukan dibawa adalah kapal kayu yang terbalik. Kemudian ke kapal yang kedua, kita cek hasilnya rangka kapal. Kapal ketiga, kita cek dengan alat tersebut panjangnya cukup panjang, 16 meter. Ternyata itu bubu," ucap dia.
"Kemudian kita datang ke kapal yang terakhir. Nah kapal yang terakhir di samping menggunakan dua alat tadi, kapal ini mempunyai remotely operated underwater vehicle (ROV). Dari alat ini kita bisa melihat ada serpihan-serpihan bagian kapal.
Sinyal Black Box
Selain serpihan, kapal tersebut juga berhasil mendeteksi sinyal ping locator.
"Jadi di blackbox itu ada ping yang bisa berbunyi kita berdua mendengarkan itu, tit tit tit, suara itu terdengar," papar dia.
Sayangnya, tim yang berada di kapal tersebut tidak bisa mengambil tindakan lebih banyak karena terkendala arus.
Ditambah lagi, di titik itu terdapat pipa pengeboran milik PT Pertamina. Akibatnya kapal tidak dapat menurunkan jangkar untuk menstabilkan posisi kapal.
"Di daerah tersebut banyak pipa-pipa dari Pertamina jadi kita sudah minta izin kepada yang berwenang agar kapal bisa turun jangkar," tandas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement