Wakil Ketua MPR Mahyudin Tekankan Pentingnya Kesiapan Masyarakat Hadapi Pemilu

Mahyudin menilai, masyarakat Indonesia belum siap untuk menghadapi Pemilu langsung di tengah kondisi ekonomi yang belum terlalu baik.

oleh Liputan6.comDevira Prastiwi diperbarui 01 Nov 2018, 11:21 WIB
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin membuka acara diskusi ‘Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat’,

Liputan6.com, Samarinda - Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menekankan pentingnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi Pemilu langsung 2019 mendatang. Dia menekankan hal ini agar pelaksanaan Pemilu bisa berjalan efektif.

"Menurut saya sih sistem pemilihan langsung itu sangat baik, idealnya begitu. Tetapi tentu saja di tengah masyarakat yang siap, dari segi ekonomi, dari segi pendidikan," ujar Mahyudin usai melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Samarinda, Kalimantan Timur, seperti dikutip dari Antara, Kamis (1/11/2018).

Politikus Partai Golkar itu menganggap masyarakat Indonesia belum siap untuk menghadapi Pemilu langsung di tengah kondisi ekonomi yang belum terlalu baik.

"Mungkin saat ini kita belum terlalu siap ketika pendapatan per kapita kita berkisar 3.500 Dollar per kapita. Ya mungkin menarik ketika pendapatan kita di atas 10.000 Dollar seperti negara-negara maju," ucapnya.

Oleh karena itu, Mahyudin menegaskan perlunya pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi sehingga masyarakat tidak tergoda untuk terlibat dalam money politic selama berlangsungnya pesta Pemilu 2019.

"Yang harus dilakukan adalah bagaimana pemerintah menggenjot pertumbuhan yang tinggi. Supaya kita bisa menjadi negara yang maju, ditandai dengan pendapatan per kapita yang tinggi," papar Mahyudin.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bisa Jadi Negara Maju

Wakil Ketua MPR Mahyudin bicara soal tantangan bangsa, korelasi antara tantangan bangsa, integritas dan peran kaum ibu.

Mahyudin berharap, Indonesia dapat menjadi negara yang maju sebelum 2045, 100 tahun setelah kemerdekaan. Sehingga, kata dia, sistem Pemilu langsung di Indonesia dapat terhindar dari kemungkinan praktik money politic.

"Cita-citanya sih mestinya 2045, 100 tahun Indonesia merdeka kita bisa mencapai ke sana. Kalau kita konstan dalam pertumbuhan 5,2 sampai enam persen per tahun. Asal jangan diganggu krisis moneter saja. Mestinya bisa," pungkas Mahyudin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya