7 Fakta Menarik Piala AFF: Timnas Indonesia Paling Produktif

Piala AFF 2018 akan dimulai pada 8 November.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 01 Nov 2018, 14:00 WIB
Negara peserta Piala AFF 2018. (Bola.com/Dody Iryawan)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan ini, Timnas Indonesia akan berjuang di Piala AFF 2018. Skuat Tim Merah Putih tergabung di Grup B bersama Filipina, Thailand, Timor Leste, dan Singapura. Sementara Grup A dihuni oleh timnas Malaysia, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja. 

Piala AFF telah berlangsung sejak 1996 lalu dan berlangsung setiap dua tahun sekali. Hingga 2004, turnamen yang diikuti oleh negara-negara Asia Tenggara tersebut dikenal dengan sebutan Piala Tiger, mengacu kepada sponsor utama saat itu, Tiger Beer. 

Setelah 2004, turnamen ini sempat vakum selama setahun. Piala AFF baru bergulir lagi pada tahun 2007 dengan sponsor baru, perusahaan otomotif asal Jepang, Suzuki. 

Singapura tercatat sebagai tuan rumah pertama pada kejuaraan ini. Pertandingan berlangsung di Jurong Stadium dan National Stadium dengan format home tournament. 

Thailand keluar sebagai juara Piala AFF edisi perdana. Di babak final, tim Negeri Gajah putih berhasil mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0. Sementara Timnas Indonesia harus puas di urutan keempat setelah kalah 2-3 di perebutan tempat ketiga atas Vietnam.  

Hingga saat ini, Piala AFF sudah berlangsung sebanyak 11 edisi. Banyak fakta menarik yang menyertai perjalanan turnamen sepak bola se Asia Tenggara tersebut.

Penasaran? Simak ulasannya pada halaman selanjutnya. 

 

 


1. Thailand Paling Sukses

Pemain Timnas Thailand mengangkat piala AFF usai menumbangkan Indonesia di final kedua di National Stadium Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12). Thailand berhasil meraih piala AFF untuk yang kelima kali. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Thailand tercatat sebagai tim paling sukses sepanjang perhelatan Piala AFF. Negeri Gajah Putih hingga saat ini telah mengoleksi 5 gelar juara dan melewati rekor yang sebelumnya dipegang oleh timnas Singapura dengan empat gelar (1998, 2004, 2007, 2012). 

Gelar pertama Thailand diraih 1996 lalu. Dua gelar berikutnya diraih secara beruntun, yakni pada edisi 2000-2002. Kedua trof tersebut diraih setelah mengalahkan Timnas Indonesia di babak final. Pertama dengan skor 1-4, sedangkan pertemuan berikutnya lewat adu penalti 4-2 setelah bermain imbang 2-2 hingga perpanjangan waktu. 

Thailand gagal melanjutkannya di lima edisi berikutnya. Gajah Putih baru juara lagi pada edisi 2014 sekaligus menyamai rekor Singapura. Sementara gelar kelima diraih dua tahun berikutnya usai mengalahkan Timnas Indonesia di final dengan agregat 3-2.

Selain gelar terbanyak, Thailand tercatat menjadi tim yang paling banyak meraih poin di Piala AFF. Tercatat, Gajah Putih sudah tampil di Piala AFF sebanyak 11 kali.

Secara keseluruhan, Chanathip Songkrasin dan kawan-kawan telah meraih 40 kemenangan, 14 imbang, dan 9 kekalahan. Mereka mengumpulkan 134 poin. Angka ini lebih banyak dari Indonesia dan Vietnam yang sama-sama mengumpulkan 99 poin. 

Sejak Piala AFF digulirkan pada 1996, hanya pemain Thailand, Chanathip Songkrasin yang mendapatkan gelar pemain paling berharga sebanyak dua kali beruntun. Chanathip meraih penghargaan itu pada 2014 dan 2016.

Di setiap edisinya, penghargaan itu selalu silih berganti diberikan kepada pemain berbeda. Firman Utina menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang meraih penghargaan ini.

 

 

 


2. Top Scorer Sepanjang Masa

Noh Alam Shah (TENGKU BAHAR / AFP)

Striker timnas Singapura, Noh Alam Shah tercatat sebagai top scorer sepanjang masa Piala AFF dengan koleksi 17 gol. Sepuluh gol di antaranya ditorehkan Along-sapaan akrab Noh Alam Shah-- pada  saat menjadi top scorer pada piala AFF tahun 2007 lalu. 

Selama tampil di Piala AFF, Myanmar dan Laos menjadi lumbung gol Along. Sedangkan ke gawang Timnas Indonesia, Along hanya berhasil mencetak satu gol saat imbang 2-2 melawan Singapura di babak penyisihan grup B pada Piala AFF edisi 2007 lalu. 

Saat ini, Along sudah tidak bermain bersama Singapura. Namun kiper Singapura, Izwan Mahbud menegaskan, negaranya siap merebut kembali trofi Piala AFF tahun ini. Kekuatan Singapura terlihat dari hasil uji coba yang sudah dilakukan di mana dari enam laga yang terdaftar dalam jadwal FIFA, Singapura mencatatkan lima kemenangan dan sekali imbang.

"Setelah dua edisi terakhir, mereka memanggil kami tim underdog, saya tidak keberatan dengan itu. Tapi, kami akan memberikan 100 persen dan sangat menantikan Piala AFF 2018," katanya di situs resmi AFF.

 


3. Timnas Indonesia Paling Produktif

Pelatih Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, bersiap memimpin latihan di Stadion Wibawa Mukti, Jawa Barat, Senin (10/9/2018). Latihan ini persiapan jelang laga uji coba melawan Mauritius. (Bola.com/Vitalis Trisna)

Timnas Indonesia sejauh ini masih menyandang status spesialis runner up. Sebab dari lima kali tampil di final, Tim Merah Putih belum sekalipun berhasil menggondol trofi. 

Tim Merah Putih belum sekalipun absen di Piala AFF. Sejak edisi pertama, Timnas Indonesia juga tercatat sebagai tim yang paling produktif dengan total 145 gol.

Selama 11 edisi, Tim Merah Putih mampu telah memainkan 58 pertandingan dengan catatan 29 kali menang, 12 imbang, dan 17 kekalahan. Jumlah gol yang dicetak Tim Merah Putih melebihi perolehan tim paling sukses di Piala AFF, Thailand (141 gol).


4. Diramaikan Sven-Goran Eriksson

Pelatih Shanghai SIPG, Sven-Goran Eriksson. (AFP/Johannes Eisele)

Piala AFF 2018 bakal diramaikan dengan kehadiran, Sven-Goran Eriksson. Pelatih yang pernah menangani tim-tim elite Eropa tersebut hadir bersama Timnas Filipina. 

Pada 27 Oktober laly, media Filipina, Inquirer, melaporkan, Eriksson bakal menangani The Azkals selama enam bulan ke depan. Namun Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) menyertakan opsi perpanjangan selepas durasi kontrak berakhir.

Sven-Goran Eriksson didatangkan menangani the Azkals dalam dua turnamen terdekat, Piala AFF 2018 dan Piala Asia 2019.  Kedatangan pelatih 70 tahun itu menggeser posisi Scott Cooper, yang telah mendampingi tim sejak pekan akhir Agustus 2018.

 


5. Format Berbeda

Polisi berjaga dekat trofi Piala AFF Suzuki Cup 2018 di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (2/5/2018). Indonesia berada satu grup dengan Thailand, Singapura dan Filipina. (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Piala AFF 2018 menggunakan format baru. Seperti diketahui, tak ada lagi tim yang berstatus sebagai tuan rumah di fase grup. Masing-masing tim punya kesempatan untuk bermain di hadapan publiknya sendiri.

Di Piala AFF 2018, jumlah peserta di fase grup akan ditambah menjadi 10 tim. Sembilan tim peringkat teratas lolos secara otomatis ke putaran final. Sedangkan tim di peringkat kesembilan dan ke-10 akan melakoni partai playoff untuk memperebutkan satu kuota yang tersisa.


6. Jebolan Piala AFF di Bangku Pelatih

Pelatih Timnas Indonesia, Bima Sakti, bersama Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy saat latihan di Stadion Wibawa Mukti, Jawa Barat, Senin (10/9/2018). Latihan ini persiapan jelang laga uji coba melawan Mauritius. (Bola.com/Vitalis Trisna)

PSSI telah menunjuk Bima Sakti sebagai pelatih Timnas Indonesia, menggantikan Luis Milla yang tidak menemui titik temu dalam negoisasi kontrak. Bima merupakan mantan jebolan Piala AFF pertama yang menjadi pelatih timnas Indonesia di ajang yang sama. 

Dia mengikuti langkah mantan pemain timnas Thailand, Kiatisuk Senamuang yang sempat menukangi tim Gajah Putih di Piala AFF sejak 2013-2017 lalu. Bedanya, Kiatisuk berhasil meraih gelar juara saat masih jadi pemain (1996, 2000, 2002) dan pelatih (2014 dan 16). 

Bima Sakti dalam menakhodai Timnas Indonesia akan dibantu dua rekan seangkatannya, Kurnia Sandi dan Kurniawan Dwi Yulianto. Mereka telah menyiapkan 23 pemain yang akan melakukan pemusatan latihan di Cikarang, Kabupaten Bekasi mulai Kamis (1/11/2018).

Bima hanya membawa dua pemain yang berposisi sebagai striker murni yakni Dedik Setiawan dan Alberto Goncalves. Namun, Bima Sakti yakin Timnas Indonesia bisa membuat kejutan di turnamen sepak bola di kawasan Asia Tenggara tersebut.

 

 

 


7. Pemain Berusia 37 Tahun

Pemain Timnas Indonesia, Alberto Goncalves (kiri) menghalau bola dari pemain Korea Selatan U-23 pada laga uji coba di Stadion Pakansari, Bogor, (23/6/2018). Indonesia U-23 kalah 1-2 dari Korea U-23. (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Dari 23 pemain Timnas Indonesia yang dipanggil Bima Sakti, hanya ada satu yang usianya di atas 30 tahun. Pemain yang dimaksud adalah Alberto Goncalves, 37 tahun.

Masuknya Beto membuat striker Sriwijaya FC ini menjadi pemain naturalisasi ke-7 yang tampil di Piala AFF bagi Timnas Indonesia. Sebelumnya, ada nama Christian Gonzales, Raphael Maitimo, Johny Van Beukering, Tonny Cussell, Stefano Lilipaly, dan Victor Igbonefo yang pernah membela Indonesia di Piala AFF.

Maitimo dan Gonzales merupakan pemain naturalisasi yang tampil dua kali di Piala AFF. Maitimo tampil di edisi 2012 dan 2014, sementara Gonzales tampil di edisi 2010 dan 2014.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya