Alasan GrabPlatform Usung Kolaborasi dengan Mitra Lain

CTO Grab Theo Vassilakis menuturkan keputusan di balik kehadiran GrabPlatform karena mempertimbangkan kebutuhan pengguna.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 01 Nov 2018, 16:54 WIB
Chief Technology Officer (CTO) Grab Theo Vassilakis (liputan6.com/Agustinus M.Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini, Grab resmi menawarkan sebuah layanan baru bernama GrabPlatform. Kehadiran layanan ini tidak lepas dari strategi Grab untuk membangun sebuah aplikasi super yang mampu melayani kebutuhan pengguna sehari-hari.

Jadi, lewat layanan ini, Grab akan bekerja sama dengan sejumlah mitra untuk mengintegrasikan layanannya. Dengan kata lain, para mitra dapat menyediakan layanan yang dimilikinya melalui aplikasi Grab.

Salah satu bentuk kerja sama itu hadir dalam layanan Grab Fresh. Layanan ini merupakan kolaborasi Grab dan Happy Fresh untuk memudahkan pengguna yang ingin berbelanja.

Keputusan Grab untuk bekerja sama dengan mitra lain untuk menambah daftar layanannya, ketimbang membangun layanan sendiri tenyata bukannya tanpa alasan.

Menurut Chief Technology Officer (CTO) Grab Theo Vassilakis, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna.

"Kebutuhan orang setiap hari selalu bertambah, melebihi kemampuan perusahaan mana pun untuk memenuhinya. Saya rasa kalau Grab ingin memenuhi itu sendiri akan terlalu lama dan tidak dapat melakukannya sebagus yang dipikirkan," tuturnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Oleh karena itu, Grab memilih bekerja sama dengan mitra atau pihak lain yang memang fokus pada kebutuhan tertentu. Grab sendiri dalam hal ini menawarkan teknologi yang dimilikinya kepada para mitra tersebut.

"Kami memiliki teknologi dan komponen yang dapat mempercepat layanan para mitra. Dengan begitu, para mitra dapat tumbuh lebih besar dan ekosistem secara keseluruhan akan tumbuh lebih cepat," tuturnya.

Theo menuturkan, beberapa teknologi milik Grab juga terus dikembangkan dan nantinya dapat digunakan para mitra untuk meningkatkan layanannya. Beberapa di antaranya adalah sistem pemetaan hingga sistem chat di dalam aplikasi Grab.

"Pertumbuhan para mitra dengan GrabPlatfrom ini dapat mendorong perusahaan mitra untuk tumbuh, terlebih kami memiliki jangkauan pengguna yang luas," ujarnya.


Bangun Ekosistem Terbesar di Asia Tenggara

Chief Technology Officer (CTO) Grab Theo Vassilakis (liputan6.com/Agustinus M.Damar)

Berbekal kondisi tersebut, menurut Theo, para mitra Grab juga akan tumbuh sejalan dengan cakupan yang dimiliki perusahaan. Bahkan bukan tidak mungkin, Grab dapat menjadi jawara di Asia Tenggara.

"Di Tiongkok, ada Alibaba dan Tencent yang menjadi jawara. Grab pun harapannnya dapat melakukan hal tersebut di wilayah Asia Tenggara," tuturnya menjelaskan.

Selain bekerja sama dengan para mitra, Grab juga menerapkan pendekatan yang diberi nama Hyperlocal. Maksudnya, layanan Grab akan hadir menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen di masing-masing wilayah operasi.

Aplikasi Grab kini juga hadir lebih variatif dengan menawarkan sejumlah konten informatif. Dengan cara itu, pengguna dapat mengetahui beragam informasi di sekitarnya melalui aplikasi Grab saja. 

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya