Menko Polhukam: Aksi Bela Tauhid Besok Tidak Relevan

Wiranto menilai, aksi bela tauhid tersebut akan menghabiskan energi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 01 Nov 2018, 15:51 WIB
Menko Polhukam Wiranto. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Wiranto, menyikapi aksi bela tauhid jilid kedua yang akan digelar di Jakarta pada Jumat 2 November 2018. Menurut dia, aksi tersebut boleh saja, asal dilakukan sesuai aturan.

Hal ini disampaikan usai melakukan Rapat Koordinasi bersama Wakapolri Komjen pol. Ari Dono, Menteri Agama Lukman Hakim, dan beberapa jajaran Kementerian dan Lembaga lainnya.

"Demonstrasi itu sah-sah saja, asal dilaksanakan dengan tertib, dengan jumlah yang memadai, tidak mengganggu kebebasan masyarakat lain, tidak mengganggu lalu lintas, tidak membuat orang jadi ketakutan, dan mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat yang sedang berjalan. Karena ada aturannya," ucap Wiranto di kantornya, Jakarta, Kamis (1/10/2018).

Namun dia menilai, aksi bela tauhid  tersebut akan menghabiskan energi. Juga sudah tak relevan lagi

"Dalam konteks ini, rasanya kurang relevan. Karena para tokoh agama, pimpinan ormas Islam, dan para ulama dalam berbagai forum telah mengajak untuk menyelesaikan masalah ini dengan mengedepankan musyawarah, semangat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah," jelas Wiranto.

Dia menuturkan, kondisi sekarang bangsa sedang berduka. Baik karena usai dilanda bencana musibah di Lombok dan Sulawesi Tengah, juga jatuhnya Pesawat Komersil Lion Air.

"Para ulama, tokoh ormas Islam telah sepakat menyerahkan kepada penegak hukum untuk menyelesaikan kasus itu. Aparat kepolisian dengan sungguh-sungguh memproses hukum dan menetapkan beberapa tersangka terkait kasus ini dan segera dilimpahkan ke Pengadilan," tutur Wiranto.

Selain itu, kata dia, pembakar bendera juga telah meminta maaf. GP Anshor selaku organisasi induknya juga menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan dari peristiwa itu.

"Bahkan telah memberikan sanksi kepada pelaku serta menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum," tukas Wiranto.

 


Jangan Ditunggangi HTI

Massa Aksi Bela Tauhid di depan Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (26/10). Aksi tersebut digelar sebagai reaksi atas pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh anggota Banser di Garut. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Wiranto juga meminta Aksi Bela Tauhid untuk tidak ditunggangi oleh ormas yang sudah dibubarkan, yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Jangan sampai kita terpancing berbagai provokasi, ajakan-ajakan dari Ormas yang sudah dibubarkan, Ormas HTI yang secara hukum telah dibubarkan melalui keputusan Menkumham 19 Juli 2017," ucap Wiranto.

Dia mengimbau agar masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Karena, masih banyak yang harus dilakukan ke depannya.

"Tentu menghimbau masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Karena kita ini harus melakukan suatu langkah ke depan dalam membangun bangsa ini," pungkasnya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya