Liputan6.com, Indragiri Hilir - Sudah tiga hari, dua perangkap berbentuk kandang dipasang di Dusun Teluk Nibung, Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, untuk menangkap harimau sumatera. Datuk Belang itu sejak September lalu masuk membuat warga setempat ketar-ketir karena mendekati permukiman dan menyerang empat ternak.
Dipasang di dua lokasi berbeda, di dalam perangkap diletakkan kambing sebagai umpan. Harapannya supaya si Raja Hutan mau memakan dan masuk perangkap. Hanya saja, harimau sumatera itu seolah sedang "puasa" karena tidak menghampiri umpan yang disediakan.
Baca Juga
Advertisement
"Mudah-mudahan tidak puasalah, bisa tertangkap. Padahal, sehari sebelumnya sempat muncul karena petugas menemukan jejaknya di kebun warga," kata Kabid I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo kepada wartawan, Kamis, 1 November 2018 siang.
Hutomo menjelaskan, perangkap dipasang di kawasan harimau itu sering muncul. Lokasinya masih ada hutan dan selalu ditemukan jejak-jejak yang tak jauh dari tempat ternak diterkam.
"Dipasang di lokasi perlintasannya, tapi harimau ini seolah tahu ada perangkap di sana, tidak dilirik umpannya," ucap Hutomo.
Lokasi ini dulunya adalah hutan dan di sana adalah habitat harimau sumatera ini. Perkembangan zaman membuat lokasi itu dibuka menjadi perkebunan oleh masyarakat, lalu dibuat permukiman sebagai tempat tinggal.
"Makanya sesekali harimau masuk ke sana," sebut Hutomo.
Firasat Harimau
Selama berada di lokasi, Hutomo menyebut tim yang diturunkan belum pernah berpapasan langsung dengan harimau. Petugas hanya menemukan jejak di sejumlah lokasi, lalu dipasang juga kamera pengintai untuk mengidentifikasi kelamin dan ukuran, serta usianya.
Kamera dipasang setelah petugas meyakini lokasi itu sebagai perlintasannya. Lagi-lagi harimau ini seolah menghindari kamera seperti tahu ada manusia yang ingin merekam penampakannya.
"Sepertinya tahu juga harimaunya ada kamera dan tak lewat situ lagi," jelas Hutomo.
Untuk penanganan konflik ini, tim medis ataupun penembak bius belum diturunkan. Tim ini akan ke lokasi kalau harimau masuk perangkap dan umpannya dimakan.
Langkah ini diambil karena harimau di Teluk Nibung ini, berbeda jauh dengan Bonita, satwa serupa yang dulunya meneror warga Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran. Harimau terbaru ini masih liar dan selalu menjauh kalau mengetahui keberadaan manusia.
"Kalau Bonita lebih 'jinak', ada manusia malah didekati," sebut Hutomo.
Harimau muncul di Teluk Nibung dilaporkan sejak September 2018. Hingga awal November ini, sudah ada empat ternak warga yang diserang tapi tidak sampai dimakan. Meski begitu, ternak yang diserang mengalami luka serius akibat terkaman.
Harimau ini memang tidak tiap hari muncul. Dalam waktu tertentu, dia menghilang dengan dugaan kembali lagi ke hutan. Lalu muncul lagi di kebun bahkan sampai ke pinggir permukiman warga.
"Kalau warga ada yang mengaku melihat di kebun dari kejauhan, ada yang berpapasan tapi harimaunya menghindar. Mudah-mudahan tidak ada korban, dan cepat ditangkap," harap Hutomo.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement