Timses Prabowo-Sandi Tunjuk Cucu Pendiri NU Jadi Jubir

Dahnil Azhar Simanjutak mengatakan, sosok Gus Irfan bisa membantu pendidikan pesantren di Indonesia, terutama di akar rumput

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Nov 2018, 22:27 WIB
Bakal Capres/Cawapres Pemilu 2019, Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno usai menyerahkan syarat pencalonan di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/8). Prabowo Subianto/Sandiaga Uno menjadi bakal calon kedua yang mendaftar. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno mengumumkan juru bicara (Jubir) baru. Juru bicara itu adalah cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Irfan Yusuf atau yang akrab disapa Gus Irfan.

"Singkat cerita akan perkenalkan jubir kami yang bisa hadir, beliau akan lengkapi jubir kami. Hari ini perkenalkan Gus Irfan," kata Sandiaga di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Kamis (1/11/2018).

Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Azhar Simanjutak mengatakan, sosok Gus Irfan bisa membantu pendidikan pesantren di Indonesia, terutama di akar rumput.

"Bisa banyak bantu jelaskan terkait pengembangan pendidikan pesantren dan gerakan ekonomi pesantren yang didorong maksmial. Gus Irfan banyak bantu di akar rumput tentang visimisi ekonomi pesantren," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Gus Irfan mengatakan, kehadirannya sebagai juru bicara untuk membuktikan bahwa tidak semua NU ke Jokowi dan Ma'ruf Amin. Tetapi ada juga yang mendukung Prabowo-Sandi.

"Salah satu poin utama di akar rumput di Jatim, kontestasi antara Prabowo-Jokowi ditarik sebagai NU dan bukan NU. NU dengan Jokowi dan Prabowo bukan NU. Saya hadir untuk jawab bukan seperti itu, memang banyak NU di Jokowi tapi banyak juga di Prabowo," ucapnya.


Tidak Ada Dikotomi

Koordinator juru bicara (Jubir) Badan Pemenangan Nasional (BPN) capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, Dahnil Azhar Simanjutak mengungkap alasan dibalik terpilihnya Gus Irfan menjadi jubir.

Alasanya adalah, agar tidak ada dikotomi dukungan antar kubu Prabowo-Sandi dan kubu capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

"Muhammadiyah misalnya, ada yang dukung Prabowo ada yang Jokowi, ya monggo. Enggak ada masalah, hak konstitusional setiap warga negara, dan jangan sampai kemudian dikotomi itu diperkuat untuk sengaja membenturkan antarkubu. Itu yang enggak sehat, itu yang kami cegah sejak awal," kata Dahnil.

Kubu Prabowo-Sandi, kata Dahnil, juga enggan ada benturan antara kubu di Pilpres 2019. Ia ingin pilpres mendatang bisa membawa kegembiraan.

Dahnil juga mengungkap bahwa nahdiyin banyak yang memihak Prabowo-Sandi. Karena itu, ia percaya bergabungnya Gus Irfan bisa menambah kekuatan tim pemenangan Prabowo-Sandi.

"Orang NU itu malah lebih banyak di Prabowo-Sandi, itu banyak sekali. Cuma kan tidak dideklarasikan secara langsung. Salah satunya Gus Irfan, cucu dari Mbah Hasyim. Jadi tentu ini akan menambah kekuatan kita," ucapnya.

 

Reporter: Sania Mashabi

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya