Trade Expo Indonesia Catatkan Transaksi Rp 126,7 Triliun

Nilai Trade Expo Indonesia meningkat lima kali lipat dari target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Nov 2018, 09:30 WIB
Presiden Direktur PT Kreasi Cantik Alami Listianawati Setio (kanan), menjelaskan produk kesehatan dan kecantikan dari bahan-bahan alami saat Trade Expo Indonesia 2018 di ICE BSD, Kamis (25/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, mengatakan penyelenggaraan TEI 2018 berjalan sukses. Selama lima hari (24-28 Oktober 2018), transaksi yang diperoleh mencapai USD 8,45 miliar atau setara Rp 126,77 triliun.

Nilai ini meningkat lima kali lipat dari target yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah. “Penghitungan masih terus berjalan dan dipastikan hasilnya akan bertambah," ujar Enggartiasto Lukita dalam keterangannya, Jumat (2/11/2018).

Nilai transaksi TEI 2018 terdiri dari transaksi investasi sebesar USD 5,55 miliar, transaksi pariwisata sebesar USD 170,5 juta, dan transaksi produk dengan total USD 2,73 miliar.

Adapun rincian transaksi produk tersebut terdiri atas transaksi produk barang dan jasa masing-masing sebesar USD 1,42 miliar dan USD 1,31 miliar.

Transaksi produk barang berasal dari transaksi nota kesepahaman (MoU) misi pembelian produk sebesar USD 811 juta, transaksi langsung saat pameran USD 470,65 juta, misi dagang lokal USD 85,6 juta, business matching USD 51,29 juta, serta Pameran Kuliner dan Pangan Nusantara USD 680 ribu.

Enggar mengungkapkan, produk-produk yang banyak diminati para buyers pada TEI kali ini adalah produk-produk teknologi dan informasi, makanan olahan, produk-produk kimia, minyak kelapa sawit mentah (CPO), produk-produk perikanan, serta produk kertas.

Sementara itu, negara-negara dengan nilai transaksi perdagangan tertinggi secara keseluruhan yaitu Arab Saudi, Jepang, Inggris, Mesir, dan Amerika Serikat.

"Perolehan transaksi ini membuktikan bahwa produk-produk nasional kita semakin diakui kualitasnya secara luas dan disegani sesuai selera pasar ekspor. Ini sesuai dengan tema yang diusung TEI tahun ini yaitu 'Creating Products for Global Opportunities'," tegas Menteri Perdagangan.

 


Jumlah Pengunjung

Chief of Corcomm, Social Responsibility & Security PT Astra Int, Pongki Pamungkas dan Head of Corcomm, Boy Kelana Soebroto melihat produk UMKM mitra Yayasan Dharma Bhakti Astra di Trade Expo Indonesia 2018, ICE BSD, (25/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada acara TEI tahun ini, tercatat jumlah pengunjung sebanyak 28.155 orang dari 132 negara. Jumlah ini meningkat sebesar 1,6 persen dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 27.711 orang dari 117 negara.

Dari jumlah tersebut, pengunjung mancanegara mencapai 5.183 orang dengan jumlah terbanyak berasal dari Malaysia (371 pengunjung), Arab Saudi (312 pengunjung), Afghanistan (276 pengunjung), Tiongkok (273 pengunjung), dan Jepang (239 pengunjung).

Terdapat beberapa tamu kenegaraan yang hadir untuk melihat arena TEI 2018, antara lain, Wakil Presiden Panama Isabel Saint Malo, serta Delegasi asal Serawak, Malaysia, Mesir, dan Maroko.

Dalam acara ini, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank juga memboyong 44 UKM binaan yang merupakan peserta dari program Coaching Program for New Exporters (CPNE) dengan kesempatan terbuka untuk bertemu dengan calon pembeli.

PT Fahmi Bintang Andalas Bersaudara, salah satu UKM binaan LPEI berhasil menandatangani nota kesepahaman (MoU) ekspor dengan Arabia Intiqaa Trading SDN BHD asal Yaman senilai USD 50.000 atau Rp760,85 juta.

Nota kesepahaman tersebut menyepakati bahwa PT Fahmi Bintang Andalas Bersaudara akan memproduksi dan mengekspor material bangunan yaitu Boss Panel dari Indonesia ke Malaysia dan Mesir dengan jangka waktu lima tahun ke depan.

Boss Panel merupakan dinding panel ringan komposit yang diperkuat dengan fibercement sebagai kulit luar dan lapisan inti yang terdiri dari EPS dan Beton Agregat. Boss Panel dikenal lebih ringan 65 persen dibandingkan batu bata konvensional dan memiliki kelebihan anti gempa serta lebih ramah lingkungan. Kerja sama ini akan berjalan mulai Desember 2018, sedangkan kontrak penjualan akan diperjelas dan mulai beroperasi dalam dua bulan mendatang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya