Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membukukan pendapatan Rp 8,6 triliun pada sembilan bulan pertama 2018. Raihan tersebut naik 15 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara untuk EBITDA tercatat sebesar Rp 2,2 triliun, tumbuh 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sayangnya, Laba bersih perseroan turun 25 persen menjadi Rp 470 miliar. Penurunan laba ini disebabkan oleh rugi selisih kurs yang belum terealisasi sebesar Rp 1,35 triliun.
Baca Juga
Advertisement
Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya mengatakan, per kuartal kedua 2018, proyek Meikarta telah didekonsolidasi dari Lippo Cikarang. Oleh karena itu, Lippo Karawaci juga telah mendekonsolidasikan Meikarta.
Sejauh ini, pra-penjualan perseroan selama sembilan bulan tahun 2018 mencapai Rp 1,13 triliun tumbuh dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 521 miliar. Patut dicatat bahwa angka-angka pra-penjualan ini tidak termasuk proyek Meikarta.
"Artinya untuk jangka panjang, pasar properti di Indonesia tetap merupakan sektor yang sangat menarikuntuk investasi." jelas dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (2/11/2018).
Pendapatan recurring Lippo Karawaci terus tumbuh dan mencatat pertumbuhan sehat sebesar 12 persen menjadi Rp 5,8 triliun atau sebesar 67 persen dari total pendapatan konsolidasi untuk periode sembilan bulan tahun 2018.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rincian Divisi
Pendapatan divisi usaha Residential & Urban Development meningkat sebesar 23 persen menjadi Rp 2,8 triliun dari Rp 2,3 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Urban Development sebesar 62 persen menjadi Rp 2,1 triliun.
Divisi kesehatan melaporkan pertumbuhan yang stabil, dengan PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13 persen menjadi Rp 4,4 triliun.
Penerimaan pasien rawat inap naik sebesar 11 persen, sementara kunjungan rawat jalan tumbuh sebesar 11 persen.
Di bulan September 2018, SILO telah membuka sebuah rumah sakit baru di Semarang, Jawa Tengah dan ini merupakan rumah sakit yang ke 34.
Pendapatan divisi Komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, sedikit meningkat sebesar 5 persen menjadi Rp 576 miliar terutama karena penurunan pendapatan divisi Mal Ritel sebesar 12 persen menjadi Rp 250 miliar.
Sementara itu, pendapatan Hotels meningkat sebesar 23 persen menjadi Rp 326 miliar.
Pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 14 persen menjadi Rp 809 miliar terutama disebabkan oleh berkembangnya aset yang dikelola.
Advertisement