Kesaksian Warga Saat Berhadapan dengan Datuk Belang

Langkahnya dijaga hati-hati agar tak menimbulkan bunyi yang bisa saja membuat Datuk Belang terpancing.

oleh M Syukur diperbarui 03 Nov 2018, 05:00 WIB
Jejak harimau mangsa ternak warga di Riau (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Parman, warga Dusun Teluk Nibung, Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau mengaku selalu merasa terancam dengan kehadiran Datuk Belang. Ia mengaku rumahnya jadi perlintasan rutin Harimau Sumatera yang sejak awal September lalu masuk ke pemukiman warga dan kebun.

Di rumah, Parman hanya diam saja sambil mengamati harimau itu menghilang dengan badan gemetar. Langkahnya dijaga hati-hati agar tak menimbulkan bunyi yang bisa saja membuat Datuk Belang terpancing.

"Pas pagi, bapak itu menemukan jejak harimau di samping rumah. Jejak ini diperkirakan baru satu hari," kata Kepala Bidang I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo yang menyebut anggotanya sudah bersilaturahmi ke rumah Parman, Jumat (2/11/2018).

Hutomo menyebutkan, rumah Parman ini memang agak jauh dari kediaman warga lainnya. Rumah Parman lebih dekat dengan kebun yang sering dilintasi harimau sebelum menerkam empat ternak warga selama dua bulan belakangan.

Selain itu, tambah Hutomo, Parman juga pernah berpapasan dengan harimau di kebun. Jaraknya memang tidak dekat, tapi tetap saja membuat Parman takut kalau harimau ini menyerang.

"Jaraknya jauh, tapi harimau ini menghindar. Itu sifat alami dari harimau yang menghindari pertemuan dengan manusia," sebut Hutomo.

Kepada Parman dan masyarakat lainnya, tim yang sudah beberapa hari di lokasi meminta mengurangi aktivitas di kebun. Warga juga diimbau tidak keluar sendiri dari rumah dan melakukan gerakan spontan kalau bertemu harimau.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Datuk Belang Sadar Kamera

Sudah 40 hari lebih harimau Sumatera yang menerkam karyawati perkebunan sawit berkeliaran di Desa Tanjung Simpang, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Terkait penyerangan ternak, Hutomo juga mengimbau warga supaya tak lagi menambatkan sapi dan kambing di pinggir hutan atau kebun yang sering dilintasi harimau.

"Sudah diminta dibuatkan kandang karena selama ini ternak yang diserang sering dilepaskan," kata Hutomo.

Di samping itu, Hutomo menyebut langkah evakuasi harimau di dusun itu sudah memasuki hari keempat. Dua perangkap berbentuk kandang sudah dipasang di lokasi perlintasan, lengkap dengan kambing sebagai umpan.

"Perkembangan terbaru umpan belum dimakan, harimaunya juga belum terpantau," kata Hutomo.

Selain kandang, juga dipasang kamera pengintai di beberapa lokasi yang sering dilintasi. Lagi-lagi harimau tidak terpantau, seolah tahu dirinya sedang dicari petugas untuk ditangkap.

"Sepertinya tahu harimau ada kamera dan tak melintas di sana lagi," ucap Hutomo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya