Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan maksapai penerbangan Lion Air nyaris tidak pernah merespon laporan keluhan konsumen terkait penerbangannya yang masuk melalui YLKI.
Padahal, kata dia, laporan keluhan konsumen penerbangan Lion Air paling tinggi.
Advertisement
"Saat di follow-up Lion Air enggak pernah merespons. Iya dan hanya Lion Air yang begitu, yang lainnya respons," kata Tulus di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11/2018).
Tulus mengungkapkan, sejak tujuh tahun belakangan ini, keluhan konsumen terhadap penerbangan cukup tinggi. Terutama keluhan tentang keterlambatan pesawat dan pengembalian tiket pesawat.
"Pengaduan trasportasi udara tujuh tahun terakhir paling tinggi dan paling tinggi Lion Air. Terutama delay," ungkap dia.
Tulus bercerita, ada konsumen yang melaporkan pengalamannya naik pesawat Lion yang tidak memiliki sabuk pengaman atau seat belt di kursi penumpangnya. Kata Tulus, itu bukti bahwa keamanan pesawat Lion Air tidak baik.
"Kursi enggak ada seat belt (sabuk pengaman) sekitar tiga tahun lalu, tetap terbang artinya budaya safety Lion Air dari situ juga sangat tidak baik," ucapnya.
Fokus Slot Penumpang
Di tempat yang sama, Pengamat Penerbangan Chappy Hakim menilai penerbangan di Indonesia saat ini hanya fokus pada slot penumpang saja bukan pada infrastruktur dan sistem penerbangan.
Dengan tidak diperhatikannya Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur maka peluang kecelakaan menjadi lebih terbuka.
"Bisa dibayangkan dalam satu hari itu ribuan penerbangan. Sementara kita baru mambangun triliunan di Kertajati yang cuman satu atau dua pesawat dalam emanganani penerbangan ini kita hanya terpaku pada slot," ungkap dia.
"Bukan pengabaian, kita fokus penerbangan jadi kekurangan SDM dan infrastruktur itu satu celah membuka potensi tejadi kecelakaan pesawat terbang," tandas dia.
Reporter: Sania Mashabi
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement