Misteri Sinyal Ping CVR Pesawat Lion Air yang Sempat Muncul Lalu Hilang

Untuk menemukan posisi CVR pesawat Lion Air, BNPT akan mengumpulkan hasil rekaman video para penyelam untuk dievaluasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Nov 2018, 19:46 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya didampingi Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono melihat Black Box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 di posko evakuasi JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (1/11). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang masih terus dilakukan. Untuk itu, tim terus menelusuri area koordinat dugaan keberadaan bagian penting dari black box (kotak hitam) pesawat itu.

Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT, Hammam Riza mengatakan awalnya tim SAR gabungan yang terdiri dari KNKT Indonesia, tim Kapal Baruna Jaya I BPPT, bersama KNKT dari Singapura dan KNKT Amerika Serikat sempat mendapati sinyal 'ping' yang disebut berasal dari CVR pesawat Lion PK-LQP. Namun, kemunculan sinyal tak berlangsung lama.

"Tim sudah kembali dan hasilnya nihil, sebab CVR sudah tidak lagi mengirim sinyal atau ping ke alat Pinger Locator," ucap Hammam melalui siaran pers BBPT di Jakarta, Sabtu (3/11/2018).

Dia memperkirakan hilangnya sinyal dikarenakan posisi CVR terhempas arus dan terkubur lumpur di dasar laut. Sehingga jangkauan sinyal menjadi tertutup.

"Asumsi kami, mungkin CVR pesawat Lion Air dan Beaconnya masuk ke dalam lumpur dan tertutup reruntuhan pesawat yang lebar, sehingga tidak dapat mengirim secara vertikal atau omni sebagaimana FDR," kata Hammam.


Kumpulkan Video Penyelam

Tim penyelam TNI AL mengevakuasi black box atau kotak hitam Lion Air PK-LQP JT 610 dari dasar laut perairan Karawang, Jawa Barat (1/11). Tim SAR masih mencari black box jenis lainnya, yaitu Cockpit Voice Recorder (CDR). (AFP Photo/Adek Berry)

Untuk menemukan posisi CVR, pihaknya akan mengumpulkan hasil rekaman video para penyelam akan dievaluasi untuk seleksi serpihan yang harus menjadi perhatian pencarian selanjutnya.

"Untuk diikat dan diangkat ke permukaan atau pun disingkirkan dari lokasi, sehingga beacon dapat merilis gelombang akustik ke ping locator dan transponder," terang Hammam.

Sementara Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, M. Ilyas menjelaskan, jika peralatan transponder tidak lagi menerima respons dari beacon CVR, maka akan dicari ke area lainnya.

"Jika USBL Transponder di Kapal Baruna Jaya I tidak dapat sinyal, maka kami sarankan untuk melakukan pencarian di luar area prioritas saat ini," ujar Hammam.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya