Liputan6.com, Ankara - Jasad Jamal Khashoggi mungkin tak akan ditemukan. Meski, aparat Turki telah menyisir sumur hingga hutan untuk mendapatkannya.
Seorang pejabat Turki, Yasin Aktay meyakini, jasad sang jurnalis Arab Saudi itu dilarutkan dalam asam atau bahan kimia lainnya setelah dimutilasi.
"Tak ada formula lain yang menjelaskan mengapa jasad Khashoggi tak ditemukan sebulah setelah ia dihabisi," kata Aktay yang juga penasihat partai berkuasa untuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada Associated Press, seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (3/11/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengaku curiga, jasad Jamal Khashoggi yang adalah temannya, dipotong relatif kecil-kecil, sehingga bisa dilarutkan dalam cairan kimia.
"Semua petunjuk mengarahkan pada (dugaan) bagian tubuhnya telah larut," kata dia. Namun, pejabat tersebut tak menawarkan bukti apapun untuk mendukung ucapannya.
Khashoggi hilang tanpa jejak setelah memasuki gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Ia sedang mengurus dokumen agar bisa menikahi tunangannya, yang kala itu menanti di depan kompleks fasilitas diplomatik tersebut.
Pada Jumat 2 November 2018, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, perintah untuk membunuh Jamal Khashoggi datang dari pejabat tingkat tinggi di lingkaran penguasa Arab Saudi.
Ia menambahkan, komuitas internasional harus bertindak. Untuk 'menguak dalang' di balik pembunuhan sadis itu.
Dalam op-ed atau opini yang dimuat The Washington Post, Erdogan juga mengungkapkan, ia tak yakin bahwa Raja Salman bin Abdulaziz al Saud berada di balik pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018.
Ia menambahkan, hubungan dekat Turki dengan Arab Saudi bukan berarti pihaknya tutup mata terhadap pembunuhan sang jurnalis.
"Kita tahu bahwa perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari level tertinggi pemerintah Saudi," kata Erdogan.
Sementara itu, kepala kejaksaan Istanbul mengatakan, Khashoggi yang tinggal di pengasingan di AS dicekik segera setelah dia memasuki konsulat Arab Saudi.
Jasad korban kemudian dimutilasi sebelum dipindahkan entah ke mana.
Saksikan video terkait pembunuhan Jamal Khashoggi berikut ini:
Jamal Khashoggi Sosok Berbahaya?
Turki sedang berusaha mengekstradisi 18 tersangka pembunuh Jamal Khashoggi yang kini ditahan aparat Arab Saudi. Ankara ingin menyidangkan mereka.
Para tersangka termasuk 15 anggota 'tukang pukul' yang sengaja dikirim ke Istanbul untuk membunuh kolumnis The Washington Post itu, yang menuliskan kritik terhadap Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.
Beberapa dari sejumlah tersangka adalah bagian dari pengawalan putra mahkota.
Dalam opininya, Erdogan tak menyebut nama putra mahkota. Namun, tak sedikit yang meyakini, pembunuhan sadis tersebut tak mungkin dilakukan tanpa sepengetahuan sang pewaris takhta.
Sebelumnya, Jamal Khashoggi sebagai seorang "Islamis yang berbahaya", menurut laporan media AS yang mengklaim memperoleh kutipan perkataan tersebut.
Dalam sambungan telepon itu, Pangeran MBS juga dilaporkan "mendesak Gedung Putih untuk mempertahankan aliansi AS-Saudi."
Menurut laporan yang dipublikasikan oleh The Washington Post dan The New York Times, Pangeran MBS mengatakan hal tersebut dalam sambungan telepon dengan Gedung Putih setelah Khashoggi dilaporkan menghilang, namun sebelum Arab Saudi mengakui telah membunuhnya, demikian seperti dikutip dari BBC, Jumat (2/10/2018).
Panggilan telepon dilaporkan terjadi pada 9 Oktober, seminggu setelah Khashoggi menghilang pada 2 Oktober --tanggal yang kemudian diakui oleh Saudi sebagai hari kematian jurnalis itu.
Soal perkataan Pangeran MBS yang menilai Khashoggi sebagai seorang "Islamis yang berbahaya", pihak keluarga korban telah membantah tuduhan seputar hal tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, keluarga Jamal Khashoggi membantah dia adalah anggota Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood) dan mengatakan bahwa penulis yang terbunuh itu sendiri telah menyangkalnya berulang kali dalam beberapa tahun terakhir.
"Jamal Khashoggi bukan orang yang berbahaya dengan cara apa pun. Untuk mengklaim sebaliknya adalah hal konyol," kata pernyataan dari keluarga Khashoggi kepada sebuah surat kabar.
Advertisement