Awas, Sering Merasa Kesepian Bisa Picu 4 Masalah Kesehatan Ini

Cobalah untuk berkegiatan di luar aktivitas harian Anda. Bila membiarkan rasa kesepian itu datang, bisa merugikan kesehatan.

oleh dr. Nadia Octavia diperbarui 04 Nov 2018, 14:00 WIB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Di hari kerja mungkin merasa tidak kesepian karena disibukkan dengan aneka aktivitas. Namun, bagaimana dengan akhir pekan seperti sekarang? Sering merasa kesepian?

Jika iya, cobalah untuk berkegiatan di luar aktivitas harian Anda. Bila membiarkan rasa kesepian itu datang, bisa membawa dampak buruk bagi tubuh. Berikut diantaranya:

1. Kesepian meningkatkan risiko kematian dini

Memang betul bahwa tidak ada satu orang manusia pun yang dapat memprediksi kematian. Namun, menurut penelitian yang dilakukan oleh Brigham Young University di Utah, Amerika Serikat, kesepian dapat meningkatan risiko kematian lebih cepat.

Pada studi yang melibatkan hampir 3.4 juta partisipan tersebut dilaporkan bahwa perasaan kesepian serta menarik diri dari lingkungan sosial dapat meningkatkan risiko kematian yang lebih cepat hingga 30%. Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan faktor lainnya seperti obesitas, polusi udara, atau jarang berolahraga.

Sementara itu, partisipan yang memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain memiliki angka harapan hidup lebih tinggi sebesar 50 persen.

 


2. Kesepian dan galau meningkatkan risiko depresi

Illustrasi Foto Stress dan Depresi (iStockphoto)

Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat di 2006 menyebutkan bahwa orang yang kesepian berisiko mengalami depresi. Untuk mengetahui apakah Anda mengalami depresi atau tidak, harus mengacu pada pedoman The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association.

Tanda dan gejalanya meliputi berkurangnya kesenangan atau tidak bersemangat melakukan aktivitas sehari-hari, merasa sedih atau sering menangis sepanjang hari, mengalami gangguan tidur, perubahan nafsu makan, pikiran ingin bunuh diri, dan sebagainya.

3. Sering galau meningkatkan risiko penyakit jantung

Saat Anda mengalami patah hati yang membuat stres, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin dan kortisol secara berlebihan. Pada dosis kecil hormon ini dapat meningkatkan denyut jantung. Namun jika berlebihan dapat berakibat fatal untuk jantung.

Berdasarkan studi yang diterbitkan di jurnal JAMA Internal Medicine, risiko penyakit jantung atau stroke meningkat hingga tiga kali lipat pada 3 bulan pertama setelah kematian orang yang disayangi. Para peneliti juga menemukan bahwa terdapat peningkatan risiko kematian sebanyak 25 persen pada 1 tahun setelah ditinggal orang yang disayangi pada pasangan lansia, dengan puncaknya adalah 3 bulan pertama.

Memang ada hubungannya antara kegalauan dengan nyeri fisik. Rasa nyeri atau pedih yang Anda alami dapat menyebabkan darah mengalir ke area otak yang "bertanggung jawab" untuk menghasilkan nyeri fisik.

4. Gangguan makan bisa terjadi akibat kesepian dan galau

Apakah Anda termasuk orang yang menjadikan makanan sebagai “pelarian” di saat sedang galau? Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Journal of Psychology Interdisciplinary and Applied pada tahun 2012, ada hubungan antara gangguan makan dengan kesepian. Gangguan makan yang terjadi bisa beragam mulai dari anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating disorder.

Para peneliti juga mengatakan bahwa rasa kesepian bisa menyebabkan peningkatan atau penurunan berat badan. Kesimpulan studi tersebut adalah pada mereka yang mengalami peningkatan berat badan (ketika sedang galau atau kesepian), dikarenakan mereka menjadikan makanan sebagai pengalihan perasaan.

 

Sumber: Klikdokter.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya