5 Kesalahan Tersering Saat Menyiapkan MPASI

Peran orangtua dalam pemilihan dan penyiapan MPASI sangatlah penting, apalagi di usia 6-12 itu adalah masa-masa penting bagi tumbuh kembangnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2018, 10:00 WIB
MPASI pure ubi | ilustrasi/copyright pixabay.com/MapleHorizons

Liputan6.com, Jakarta Semua ibu dan ayah pasti ingin memberikan terbaik bagi si Kecil, apalagi menyiapkan Menu Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Pasti jauh-jauh hari sebelum dia memulai MPASI, ibu dan ayah sibuk mencari menu terbaik untuknya.

Yang perlu orangtua ingat, masa peralihan yang berlangsung pada 6-12 bulan ini terbilang rawan untuk pertumbuhan anak. Oleh karena itu, peran orangtua dalam pemilihan dan penyiapan MPASI sangatlah penting. Berikut adalah lima kesalahan yang sering terjadi dalam menyiapkan MPASI:

1. Kurang higienis

Masalah yang satu ini sering kali dianggap remeh. Padahal menurut Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, salah satu syarat MPASI adalah aman – baik itu aman dalam hal penyimpanan, penyiapan, dan sewaktu diberikan.

Daya tahan tubuh bayi masih sangat rentan, oleh karena itu makanan dan peralatan makan yang kurang bersih dapat membuat mereka mudah kemasukan kuman penyakit, yang dapat menyebabkan gangguan saluran cerna seperti diare.

Oleh karena itu, terapkanlah kiat-kiat dalam menyiapkan makanan MPASI di bawah ini:

- Mencuci tangan sebelum mempersiapkan makanan bayi.

- Gunakan peralatan yang disediakan khusus untuk bayi.

- Tidak perlu yang mahal, cukup pisahkan peralatan memasak untuk bayi dengan peralatan masak untuk keluarga.

- Pastikan untuk membilas bersih peralatan masak dan makan setelah digunakan.

 

 


2. Tekstur dan konsistensi makanan tidak sesuai

Anak MPASI (Ilustrasi/iStockphoto)

Orangtua kerap tidak memperhatikan tahapan tekstur dan konsistensi makanan, padahal hal ini sangat penting dikarenakan kemampuan oromotor (kemampuan dasar bayi yang berhubungan dengan gerakan mulut) bayi berkembang berbeda di setiap pertambahan usianya.

Menurut American Academy of Pediatric, tidak ada urutan khusus dalam pengenalan jenis bahan makanan yang diberikan pada bayi. Kuncinya adalah makanan tersebut aman, bergizi, memiliki tekstur yang sesuai dengan kemampuan bayi. Tekstur dan konsistensi bisa dimulai dengan tekstur yang lembut, halus, dan masih agak encer. Selanjutnya, secara bertahap tekstur dan konsistensinya ditingkatkan menjadi makin kental sampai padat dan kasar.

Memasuki usia 6-9 bulan, bayi mulai mampu memakan makanan lumat dan cincang halus. Sementara itu, pada usia 9-12 bulan, bayi sudah bisa mengonsumsi makanan lunak dan cincang kasar.

3. Ketidakseimbangan nutrisi dalam menu makanan

Setelah usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi tidak dapat terpenuhi oleh ASI saja. Selain itu, keterampilan makan terus berkembang dan bayi mulai memperlihatkan minat terhadap makanan lain selain yang berbentuk susu (ASI atau formula). Keseimbangan nutrisi inilah yang sangat diperlukan dalam memilih menu makanan bayi.

MPASI harus memenuhi kebutuhan nutrisi bayi melebihi dari ASI, seperti karbohidrat atau energi, lemak, protein, buah, dan sayuran.

Mengingat nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia 6 bulan adalah zat besi, maka Anda dapat memberikan makanan yang kaya akan zat besi sebagai pilihan utama. Zat besi bisa didapat dari hati sapi dan hati ayam, daging sapi atau daging merah, tuna, telur, sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan (kacang ijo, kacang kedelai, dll), biji-bijian (almon), dan buah (apel, aprikot, prune).

Dalam pemberian makanan ini diperhatikan juga keamanan, gizi, dan tekstur yang sesuai dengan kemampuan bayi. Jangan lupa, variasikan MPASI agar buah hati Anda mengenal berbagai rasa dan tekstur makanan.


4. Salah dalam memperkenalkan jenis makanan

Bayi sebaiknya diberi MPASI bernutrisi tinggi | ilustrasi/copyright unplash.com/Kazuend

Kebanyakan orangtua pasti tidak sabar untuk memperkenalkan semua jenis makanan, hingga luput bahwa bayi Anda masih dalam proses belajar mengenal makanan.

Kenalkan satu per satu jenis makanan sebelum diberikan campuran makanan, dengan jarak 2-3 hari (jika memiliki riwayat alergi, jaraknya sekitar 4-7 hari). Pada saat pengenalan makanan, mulailah dengan jumlah sedikit (1-2 sendok teh), kemudian ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan usia. Selain itu, sebaiknya makanan baru diberikan pada pagi hari agar jika terjadi reaksi alergi, Anda mempunyai cukup waktu untuk menanganinya.

5. Salah dalam memilih bahan makanan dan pengelolaannya

Pemilihan bahan makanan dan pengelolaan selalu luput dalam penyiapan makanan MPASI. Berikut ini kiat-kiat dalam menyiapkan bahan makanan MPASI:

- Dalam memilih bahan makanan, pastikan makanan tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak menyebabkan bayi tersedak.

- Bahan makanan dapat dikukus, rebus, atau dimatangkan dengan microwave tergantung dari jenis makanannya.

- Untuk membuat pure buah yang halus, Anda dapat menggunakan food processor, atau alat sederhana seperti penyaring teh setelah diblender dengan sedikit air.

- Usahakan untuk mengolah bahan makanan untuk sekali makan, terutama pure buah.

- Bubur halus dapat disimpan di freezer paling lama hingga 30 hari. Wadah penyimpanan dapat menggunakan wadah es batu dan dimasukkan ke dalam kantong plastik pembungkus. Untuk menyajikannya, dapat dipanaskan melalui kukusan, microwave atau cukup dipanaskan di atas kompor.

- Hindari menyimpan makanan sisa di freezer. Sebaiknya sisa makanan dibuang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Penulis: dr. Irma Rismayanty/Klikdokter.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya