Lion Air Gelar Doa Bersama Keluarga Korban Pesawat Jatuh

Doa bersama itu diadakan sekitar pukul 17.00 WIB dan bersifat tertutup karena hanya bagi keluarga korban Lion Air.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Nov 2018, 19:53 WIB
Boeing 737 MAX-8 pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Lion Air.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penerbangan Lion Air mengadakan doa bersama bagi keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin pagi lalu.

"Konten lebih general (bersifat umum). Fungsi doa bersama ini, pasti ada sesuatu yang diharapkan dan disampaikan, ada sesuatu yang menenangkan," kata Kepala Hubungan Masyarakat atau Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro kepada Antara di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Sabtu (3/11/2018).

Danang menuturkan, kegiatan yang dilakukan para keluarga penumpang Lion Air adalah antara lain konseling dan pendampingan psikologis, pembaruan informasi terkini, konsultasi kelengkapan berkas persyaratan klaim asuransi dan doa bersama.

"Kami mengadakan kegiatan religi dengan doa bersama," tuturnya.

Doa bersama itu diadakan sekitar pukul 17.00 WIB dan bersifat tertutup karena hanya bagi keluarga korban.

Doa bersama itu dipimpin oleh salah satu tokoh agama dengan menekankan konteks satu kesatuan sebagai orang Indonesia. "Kalau konten lebih bersifat 'human interest' seperti kesabaran walaupun ini sulit," ujarnya.

Dia mengatakan kegiatan itu salah satu upaya untuk memberikan kekuatan dan dukungan kepada keluarga penumpang Lion Air.

Selain itu, ada "sharing session" dalam doa bersama itu seperti sesi komunikasi dua arah antara pembicara dan audiens. Keluarga penumpang bisa berdialog aktif dengan pemuka agama dalam sesi itu.

"Kami lakukan secara rutin, ini salah satu agenda, kita lakukan sejak hari kedua," tutur Danang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Korban Terindetifikasi

Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramatjati, Jakarta kembali mengidentifikasi tiga korban pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat. Tim medis menggunakan metode primer melalui sidik jari dan rekam medis.

Kepala Bidang DVI Mabes Polri Kombes Lisda Cancer menyampaikan, korban pertama atas nama Endang Sri Bagusnita. Penumpang tersebut berjenis kelamin wanita dengan usia 20 tahun.

"Alamat Kedaung, Tangerang, Banten. Teridentifikasi melalui sidik jari dan medis," tutur Lisda di RS Bhayangkara Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (3/11/2018).

Korban kedua atas nama Wahyu Susilo. Penumpang Lion Air penerbangan Jakarta-Pangkalpinang yang teridentifikasi tersebut berusia 31 tahun. Dia merupakan warga Trucuk, Klaten, Jawa Tengah.

"Teridentifikasi mlalui sidik jari, medis, dan properti," jelas dia.

Ketiga atas nama Fauzan Azima berusia 25 tahun. Penumpang Lion Air berjenis kelamin laki-laki itu, beralamat di Balai Mansiro, Sumatera Barat.

"Teridentifikasi melalui sidik jari dan medis," Lisda menandaskan.

Sedangkan korban yang telah teridentifikasi sebelumnya adalah Candra Kirana berjenis kelamin laki-laki usia 29 tahun, Munni jenis kelamin perempuan usia 41 tahun, dan Hizkia Jorry Saroinsong berjenis kelamin laki-laki berusia 23 tahun.

Korban selanjutnya adalah Jannatun Cintia Dewi. Dia merupakan staff Analis Kegiatan Usaha Hilir Migas, Ditjen Migas Kementerian ESDM.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya