Liputan6.com, Serang - Jokowi mengajak seluruh politisi untuk santun dalam berkampanye, terutama jelang Pemilu 2019.
Advertisement
Dia meminta tidak ada kampanye negatif maupun hitam. Lebih baik membeberkan visi misi dan program kerja dari masing-masing capres dan cawapres, maupun dari setiap caleg.
"Kampanye itu dengan tata krama yang baik, sopan santun yang baik, enggak usah menjelekkan yang lain. Yang namanya pilpres setiap lima tahun ada. Apakah setiap lima tahun kita mau uhkuwah kita terganggu? Kan tidak," kata Jokowi, di GOR Maulana Yusuf, Kota Serang, Banten, Sabtu 3 November 2018.
Jokowi menjelaskan tentang isu banyaknya tenaga kerja asing (TKA), terutama dari China. Jika dikalkulasikan, jumlah pekerja asal China di Indonesia, hanya 0,3 peran dari jumlah warga negara Indonesia.
"Empat tahun saya diem, harus saya jelaskan, sekarang biar blak-blakan. TKA China di Indoensia 24 ribu, TKI di China 80 ribu jumlahnya," terangnya.
Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta itu pun menyayangkan isu kalau Jokowi seorang PKI. Secara gamblang, Jokowimenerangkan kalau PKI dibubarkan dalam rentang tahun 1965 hingga 1966.
Soal PKI
Sedangkan Jokowi lahir di tahun 1961. Artinya, saat PKI dibubarkan, Jokowi baru berusia empat tahun. Dia pun mempersilakan masyarakat umum mengecek secara langsung di kota kelahirannya, Solo, apakah ada jejak PKI dalam dirinya.
Lantaran, kata Jokowi, ada enam persen masyarakat yang percaya kalau Jokowi merupakan anggota PKI.
"NU ada di Solo, Muhamadiyah ada di Solo, Persis ada di Solo. Cek saja di deket masjid keluarga saya, bapak ibu saya muslim, kakek nenek saya semuanya muslim," jelas Jokowi.
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement