Liputan6.com, Malang - Wali Kota Malang Sutiaji mengemukakan dalam waktu dekat ini Malang bakal kebanjiran investasi dari berbagai bidang usaha yang ditanamkan di kota itu.
"Beberapa hari lalu ketika saya ada keperluan dinas di Jakarta, ada tawaran investasi yang cukup besar, yakni sekitar Rp8 triliun untuk diinvestasikan di Kota Malang. Investasi itu mencakup berbagai bidang dan jenis usaha," kata Sutiaji di Malang, Jawa Timur, Minggu (4/11/2018), dilansir Antara.
Dengan adanya tawaran investasi yang mencapai triliunan rupiah itu, kata dia, artinya Kota Malang memiliki potensi dan daya tarik yang cukup tinggi. Hanya saja, Sutiaji masih enggan menyebutkan bidang investasi tersebut dan perusahaan (pengusaha) apa yang bakal menginvestasikan dananya di Kota Malang.
Selain investasi yang bakal membanjiri Kota Malang, kata Sutiaji, pembangunan ekonomi kreatif di daerah itu juga harus terus lakukan dengan berbagai inovasi.
Baca Juga
Advertisement
Pemkot Malang sudah mengawalinya sejak 2015 dengan membentuk Malang Creative Fusion (MCF). Pada 2018 pembangunan ekonomi kreatif akan semakin digencarkan.
Bahkan, lanjutnya, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang, sasaran untuk bidang ekonomi adalah ekonomi kreatif. ""Kalau ekonomi kreatif berarti ekonomi digital,"tambahnya.
Menurut Sutiaji, dalam pembangunan ekonomi kreatif ini ada empat subsektor yang menjadi prioritas utama, yakni kuliner, "game" dan aplikasi, film dan animasi, serta desain grafis dan komunikasi visual. Potensi kuliner di Kota Malang sangat besar, apalagi Malang adalah kota yang menjadi tujuan wisata.
Ciri khas kuliner Kota Malang yang digemari wisatawan, antara lain bakso malang, keripik tempe sanan, putu lawang, orem-orem, tahu sukun, dan rawon.
"Wilayah Malang ini punya potensi kuliner luar biasa, apalagi ada yang namanya tempe menjes itu bisa kita tawarkan ke wisatawan.
Selain kuliner, potensi lain yang dimiliki Kota Malang adalah industri game dan aplikasi. Jumlah startup studio game di Malang mencapai 92 startup. Selain itu, sekitar 2.200 pengusaha di Kota Malang bergerak di bidang game dan aplikasi.
Sementara itu, dari sektor film, film karya "Arek Malang" juga beberapa kali menggemparkan dunia perfilman di Tanah Air, seperti "Yo Wis Ben" karya Bayu Skak dan film "Darah Biru Arema" yang tayang di berbagai bioskop.
Sedangkan sektor desain grafis dan komunikasi visual menghasilkan animator-animator yang ikut serta dalam penggarapan film "Adit dan Sopo Jarwo".
Selain empat sektor tersebut, Sutiaji juga sempat menyinggung sektor busana dan komunikasi. Untuk mewujudkan kesuksesan di semua sektor itu, Pemkot mengupayakan adanya kota pintar (smart city) yang terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari, dengan harapan ada efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Untuk itu, Pemkot malang akan mendukung geliat ekonomi kreatif itu dengan membangun infrastuktur smart city yang terintegrasi dengan tata kelola pemerintah.
"Kalau di Blitar ada kampung digital, sebentar lagi di seluruh wilayah Malang akan berbasis dan terakses IT, sehingga tidak hanya satu kampung saja yang melek teknologi," ucapnya.
Saksikan video pilihan berikut ini: