Liputan6.com, Jakarta - Kabar kematian bintang sinetron terkenal, Pretty Asmara membuat banyak kalangan terkejut. Pasalnya, ia tengah menjalani hukuman terkait kasus narkoba yang menjeratnya.
Pretty Asmara mengembuskan napas terakhirnya di usia 41 tahun. Bintang sinetron Saras 008 itu meninggal usai dirawat di Rumah Sakit Pengayoman, Cipinang, Jakarta Timur, Minggu, 4 Oktober 2018 pukul 06.00 WIB.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya, Pretty Asmara diketahui kerap keluar masuk rumah sakit. Ia juga sempat menjalani pemeriksaan penyakit bagian dalam di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Dari hasil pemeriksaan, Pretty Asmara didiagnosis mengalami masalah dengan paru-paru dan lambungnya.
Saat dikonfirmasi kepada kuasa hukum Pretty Asmara, Sahrul Romadana, ia membenarkan hal tersebut.
"Saya baru selesai berkabar dengan sahabat Kak Pretty. Dan Kak Pretty telah meninggalkan kami, para sahabat dan teman dekatnya," ujar Sahrul saat dihubungi di Jakarta, Minggu (4/11/2018) pagi.
Kasus kematian sejumlah sosok terkenal yang tengah menjalani hukuman di dalam penjara seperti Pretty Asmara ternyata juga ada di belahan Bumi lain. Berikut ini Liputan6.com rangkum dari beragam sumber:
Saksikan juga video terkait Pretty Asmara berikut ini:
Penulis Amerika
Walter H. Breen adalah seorang penulis terkenal Amerika dan terpidana pelaku kejahatan anak. Dia dikenal di kalangan kolektor koin dengan karyanya, Walter Breen's Complete Encyclopedia of U.S. dan Colonial Coins.
"Breen numbers" dari ensiklopedia buatannya banyak digunakan untuk mengaitkan berbagai jenis koin.
Namanya juga amat dikenal dalam komunitas penggemar fiksi ilmiah saat itu, juga untuk tulisan-tulisannya dalam membela Pederasty.
Pederasty atau paederasty adalah hubungan homoseksual antara laki-laki dewasa dan laki-laki remaja atau puber. Dalam bahasa Prancis, pédérastie telah digunakan sebagai sinonim untuk homoseksualitas di antara laki-laki dewasa.
Pria kelahiran San Antonio, Texas, awalnya dihukum karena penganiayaan anak-anak atau perilaku cabul di Atlantic City pada tahun 1954. Saat itu a dihukum percobaan.
Breen ditangkap lagi atas tuduhan penganiayaan anak pada tahun 1990. Dia menerima kembali menjalani masa percobaan tiga tahun.
Setahun kemudian, ia didakwa dengan delapan tindak pidana pencabulan anak yang melibatkan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun. Meskipun didiagnosis dengan kanker hati pada tahun 1992, seperti dikutip dari Los Angeles Times, dia tetap dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.
Dia akhirnya meninggal di penjara di Chino, California, pada 27 April 1993.
Pada tahun 2014, putri Breen, Moira Greyland mengungkapkan bahwa dia adalah salah satu dari orang-orang yang melaporkan ayahnya karena penganiayaan anak.
Advertisement
Tokoh Supremasi Kulit Putih AS
Byron De La Beckwith, Jr. adalah seorang tokoh supremasi kulit putih Amerika dan anggota Klan dari Greenwood, Mississippi. Tahun 1994 ia dihukum karena membunuh pemimpin hak-hak sipil, Medgar Evers, pada 12 Juni 1963.
Dua persidangan pada tahun 1964 atas tuduhan tersebut tak menghasilkan keputusan dari juri
Pada 1994, ia diadili oleh negara dalam sidang baru berdasarkan bukti baru; dia dihukum karena pembunuhan dan dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara. Tujuh tahun setelah dinyatakan bersalah membunuh Evers, De La Beckwith meninggal di penjara pada 2001 dalam usia 80.
Pada 21 Januari 2001, seperti diberitakan New York Times, De La Beckwith meninggal setelah dipindahkan dari penjara ke Universitas Mississippi Medical Center di Jackson, Mississippi.
Dia menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit lain sebelumnya.
Bos Mafia Amerika
John Joseph Gotti, Jr. adalah seorang bos mafia kelompok Gambino di New York City, Amerika Serikat. Anak kelima pasangan John J. Gotti Sr. dan istrinya, Fannie.
Keluarga Gotti adalah sebuah keluarga besar. Pasangan Gotti Sr. dan Fannie memiliki 11 anak--tujuh laki-laki dan empat perempuan--tanpa pelayanan kesehatan memadai, beberapa dari mereka meninggal semasa kecil.
Gotti Jr dan saudara-saudaranya dibesarkan dalam kemiskinan dan mengubahnya menjadi pelaku kriminal sejak usia dini. Beroperasi di lingkungan Taman Ozon Queens, membuatnya terkenal dengan cepat.
Akibat takut dengan pimpinan Keluarga Gambino, Bos Paul Castellano, karena menjual narkoba, Gotti Jr merencanakan pembunuhannya pada Desember 1985 dan mengambil alih kekuasaannya.
Sejak itu, Gotti Jr digambarkan sebagai mafia yang paling kuat di Amerika.
Ia mendalangi sindikat kejahatan, dan yang mengantongi ratusan juta dolar per tahun dari pemerasan, pembajakan, lintah darat, perdagangan obat bius, taruhan, prostitusi, pemerasan, pornografi, perjudian ilegal, dan kegiatan kriminal lainnya.
Gotti Jr adalah salah satu bos kejahatan paling kuat dan berbahaya di sana. Ia dikenal luas karena kepribadiannya yang blak-blakan dan gaya flamboyan, yang membuatnya disukai oleh sebagian masyarakat umum.
Sementara teman-temannya menghindari menarik perhatian, terutama dari media, Gotti justru dikenal sebagai "Don Dapper", karena pakaian dan kepribadiannya yang mahal di depan kamera berita.
Dia kemudian diberi julukan "The Teflon Don" setelah tiga persidangan pada 1980-an membebaskannya, meskipun kemudian diungkapkan bahwa persidangan itu telah dinodai oleh ketidakjujuran juri dan intimidasi saksi mata.
Pihak penegak hukum terus mengumpulkan bukti melawan Gotti Jr yang akhirnya menjebloskannya ke dalam jeruji besi.
Menurut mantan anggota kelompok Gambino, Sammy Gravano, Gotti mendapatkan antara $ 5–20 juta per tahun selama masa jabatannya sebagai bos kelompok mafia tersebut.
Pada tahun 1992, Gotti dihukum atas kasus lima pembunuhan, konspirasi untuk melakukan pembunuhan, pemerasan, penghalang keadilan, penghindaran pajak, perjudian ilegal, pemerasan, dan peminjaman pinjaman. Dia dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat dan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Amerika Serikat, Marion di Illinois selatan.
Dalam masa penahanannya itu, Gotti meninggal karena kanker tenggorokan pada 10 Juni 2002, di Pusat Medis Amerika Serikat untuk Tahanan Federal di Springfield, Missouri.
Advertisement