Memahami Kecanduan: Dari Rasa Senang hingga Sarana Pelarian

Kecanduan, baik itu kecanduan kepada zat-zat tertentu maupun kecanduan yang berupa perilaku bisa terjadi karena adanya pelepasan dopamin yang diproduksi di otak.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2018, 20:00 WIB
ternyata kecanduan bisa terjadi pada hal-hal yang kita anggap biasa. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kita tentu sering mendengar mengenai kecanduan. Kecanduan sering kita kaitkan dengan hal-hal berbahaya. Baik itu kecanduan pornografi, kecanduan pada zat-zat adiktif seperti narkoba, atau kecanduan video games. 

Namun, ternyata kecanduan bisa terjadi pada hal-hal yang kita anggap biasa. Contohnya seperti kecanduan bekerja (workaholic) maupun kecanduan untuk membeli barang-barang tertentu. Hal ini tentunya membuat kita heran mengapa orang dapat kecanduan terhadap aktivitas-aktivitas harian yang terlihat biasa.

Pelepasan Dopamin

Kecanduan, baik itu kecanduan kepada zat-zat tertentu maupun kecanduan yang berupa perilaku bisa terjadi karena adanya pelepasan dopamin yang diproduksi di otak. Dopamin merupakan zat yang mengatur kesenangan. Saat melakukan sebuah aktivitas, otak akan memerintahkan pelepasan dopamin untuk merangsang perasaan senang.

Hal tersebut adalah mekanisme yang terjadi saat kita melakukan kegiatan yang dianggap menyenangkan, contohnya memainkan video games. Bila permainan video games dirasa menyenangkan, selanjutnya otak akan memerintahkan kita untuk mencari lagi perasaan senang tersebut. Jika kita kita tidak memiliki self-awareness atau kesadaran terhadap diri sendiri, maka kecanduan akan mulai terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan kecil. Tidak hanya video games, hal ini juga berlaku pada perilaku “menyenangkan” lainnya. Otak menganggap perilaku tersebut sebagai sebuah hadiah atau reward sehingga akan mencarinya lagi dan lagi.

Demikian pula yang terjadi pada kecanduan narkoba atau obat – obatan. Saat mengonsumsi obat tersebut, sistem reward di dalam otak akan aktif, sehingga otak akan mengalami craving atau memberikan sinyal bahwa tubuh butuh mengonsumsi zat tersebut. Pada adiksi narkoba, beberapa zat psikotropika seperti heroin atau kokain memiliki unsur yang dapat menstimuli produksi dopamin di dalam otak. Sehingga dapat dijelaskan bahwa stimuli unsur inilah yang membuat seseorang mengalami kecanduan terhadap narkotika.

 

 


Lari dari Suatu Hal

Ilustrasi stres (iStockphoto)

Kecanduan pada suatu aktivitas atau benda bukan hanya disebabkan oleh pelepasan dopamin yang meningkat saja. Namun lebih dari itu, perilaku candu yang dilakukan oleh seseorang dapat pula dimaknai sebagai perilaku bawah sadar yang dilakukan untuk menghindar atau lari dari suatu peristiwa.

Secara alamiah, manusia akan terikat secara emosional dengan suatu hal. Saat kita tak dapat menemukan keterikatan yang membuatnya merasa tenang atau nyaman, maka kita akan mengganti atau bahkan mengalihkan keterikatan yang tak dapat ditemukan dengan hal lain. Contoh sederhananya, apabila seseorang kurang mendapatkan perasaan nyaman dari keluarga atau pasangan, maka ia akan mencari kenyamanan dengan bekerja terus-menerus untuk mengalihkan diri dari perasaan negatif tersebut.  Aktivitas “pelarian”  ini akan membuatnya lupa bahwa sebenarnya ia tengah merasa tidak puas dengan kehidupan yang dijalaninya.

Bantu Orang yang Kecanduan Untuk Lepas dari Candunya

Kecanduan terhadap suatu hal memang membahayakan bagi tubuh. Selain menyebabkan masalah fisik pada orang yang kecanduan zat adiktif, kecanduan dapat mengganggu aspek lain dari kehidupan yang akan memengaruhi kesehatan mentalnya. Di sisi lain, orang yang kecanduan terhadap suatu hal kerap dianggap berbahaya, tidak memiliki kendali diri serta pandangan negatif lain dari orang sekitarnya, bahkan tak jarang mereka akan dikucilkan dan dijauhi.

Padahal, kecanduan terjadi bukan serta merta karena orang tersebut secara sadar menginginkan untuk mengulangi perbuatan candunya. Terdapat mekanisme lain seperti  pelarian dari kenyataan atau mekanisme biologis di dalam otak. Menjauhi orang yang kecanduan justru akan membuat dia mencari lagi pelarian yang dapat menenangkan hatinya. Hal itu akan menjadi siklus yang terus berulang. Bisa saja malah akan membuatnya kecanduan terhadap hal lain.

Kecanduan merupakan perilaku yang tidak dapat terjadi hanya dari satu penyebab saja. Saat merasa sudah menunjukkan perilaku candu kepada suatu hal, kita perlu bertanya kepada diri apa sebenarnya yang terjadi pada kita. Kecanduan juga dapat dicegah dengan menerapkan sikap disiplin terhadap diri sendiri.

Misalnya, pada perilaku kecanduan untuk berbelanja, kita bisa membuat daftar perencanaan keuangan atau mengalihkan diri dengan hal-hal lain yang lebih positif. Atau pada kecanduan internet, kita dapat meng-uninstall beberapa aplikasi di telepon genggam yang memungkinkan kita untuk tidak terlalu terikat kepada internet.

Cara lain adalah dengan menerapkan kapan saja waktu yang bisa kita gunakan tanpa internet. Selain itu, kita juga perlu mempertimbangkan untuk menemui ahli seperti psikolog saat perilaku candu kita terhadap suatu hal sudah tak dapat dikendalikan atau mengganggu aktivitas dan kehidupan sosial kita.

Tulisan Inka Amaliyah dari Pijar Psikologi untuk Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya