Liputan6.com, Baghdad - Peternak ikan di Baghdad selatan, Irak, menemukan ribuan ikan spesies carp mati secara misterius dan mengambang di kerangkeng peternakan atau hanyut di tepi sungai Eufrat.
Tumpukan ikan mati, bersama dengan beberapa ban mobil dan kantong plastik, dapat dilihat pada hari Jumat 2 November 2018 di bawah jembatan beton besar.
Mereka menutupi permukaan air yang lebih dalam di dekatnya, memancing para burung pemakan bangkai berputar-putar di langit sekitar.
Kejadian serupa juga terjadi di peternakan ikan Saddat al-Hindiyah di Provinsi Babilonia, sekitar 80 kilometer (50 mil) selatan Baghdad.
Baca Juga
Advertisement
Petani Hussein Faraj dengan panik meraup ikan-ikan mati dari kandangnya di peti plastik merah, takut mereka diracuni.
"Ada yang mengatakan itu karena penyakit, yang lain mengatakan itu karena bahan kimia," kata Faraj.
"Kami sedang menunggu solusi dari pemerintah dan uji coba air, kami takut air akan meracuni kami juga dalam beberapa hari mendatang."
Pencemaran sungai dikabarkan terjadi di Irak sepanjang tahun ini, The New Arab melaporkan, dikutip Senin (5/11/2018). Dan itu disebut sebagai penyebab munculnya fenomena ribuan bangkai ikan mengambang di sungai dan peternakan lokal.
Di Saddat al-Hindiyah pada hari Jumat, para petani yang putus asa menarik ikan dari kerangkeng mereka dengan jaring, dan membuka insang untuk memeriksa tanda-tanda kematian massal yang mengejutkan itu.
"Penyakit ini adalah misteri. Itu tidak bisa dikendalikan," menurut prakiraan awal Jaafar Yassin, kepala dinas pertanian kota Baghdad. "Sekitar 90 persen ikan di peternakan mati," katanya kepada AFP.
Hal itu membuat para petani marah.
"Saya memiliki 28 kandang dengan 50.000 ikan di dalamnya. Saya memperkirakan bahwa saya kehilangan US$ 80.000 (berkisar Rp 1,1 miliar) sebagai akibat dari penyakit itu," kata petani Hussein al-Husseini.
Irak menghasilkan 29.000 ton ikan setiap tahun, menurut statistik 2016 yang dikumpulkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).
Simak video pilihan berikut:
Penyelidikan Digelar
Kementerian Kesehatan Irak mengatakan pada Jumat 2 November bahwa mereka telah mengambil sampel dari air dan ikan yang mati di Provinsi Babilonia.
"Belum ada penyakit yang disebabkan oleh makan ikan sejauh ini," kata juru bicara Seif al-Badr.
"Tim pemantau kesehatan kami juga secara hati-hati mengikuti para penjual ikan di pasar lokal," katanya, seraya menambahkan bahwa siapa pun yang ditemukan menjual bangkai ikan bermasalah itu akan diminta pertanggungjawabannya.
Selain itu, sejak kasus itu mencuat pada 2 November, Kementerian Pertanian Irak mengklaim bahwa belum ada lagi laporan mengenai ribuan ikan mati selama 48 jam terakhir.
"Kementerian Pertanian Irak telah memerintahkan para ahli untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi industri perikanan sambil menolak desas-desus bahwa racun telah menyebabkan ikan massal mati," ujar lembaga itu dalam pernyataan tertulis pada Sabtu malam, 3 November 2018, seperti dikutip dari Rudaw.net.
"Tidak ada bahan beracun yang ditemukan dan ini membantah teori konspirasi karena tidak ada kasus kematian ikan telah dilaporkan dalam 48 jam terakhir."
Namun demikian, otoritas Irak memastikan akan terus melakukan pemeriksaan atas laporan tersebut.
Advertisement