Serangan-Serangan Sekjen PSI ke Prabowo-Sandiaga

Toni, begitu ia akrab disapa, beberapa kali mengutarakan serangan tajam ke kubu Prabowo-Sandiaga Uno.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2018, 07:51 WIB
Pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menaiki bersama pendukungnya menunjukkan salam dua jari saat mengikuti pawai Deklarasi Kampanye Damai di Monas, Minggu (23/9). (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Di antara Timses Jokowi-Ma'ruf Amin, ada satu yang menonjol soal urusan mengkritik kubu lawan. Ia adalah Raja Juli Antoni, Sekjen Partai Solidaritas Indonesia.

Ia kerap melontarkan serangan kepada Prabowo-Sandiaga. Sindiran itu ia sampaikan ketika ditanya wartawan untuk menanggapi suatu isu.

Toni, begitu ia akrab disapa, beberapa kali mengutarakan serangan tajam. Berikut beberapa pernyataan Toni yang dirangkum merdeka.com:

 

 


1. Koalisi Prabowo Dinilai Rapuh

Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni, menilai koalisi Prabowo-Sandi sangat rapuh. Dalam koalisi itu, menurut Toni, mayoritas posisi strategis diambil kader Gerindra.

Partai anggota koalisi yang lain cuma tak kebagian posisi penting. Toni mencontohkan posisi capres, cawapres, hingga ketua tim pemenangan.

"Ini menunjukkan koalisi yang rapuh di mana semua diborong satu partai. Mulai dari presiden, wapres, sekretaris, bendahara juga dari Gerindra. Lalu apa coattail effect yang akan didapat partai lain?" katanya.

 

 

 


2. Cuma Gerindra yang Serius Menangkan Prabowo-Sandi

Sekjen PSI Raja Juli Antoni memprediksi mesin politik Prabowo-Sandiaga akan mati total. "Tidak ada partai kecuali Gerindra yang serius memenangkan Prabowo-Sandi," ucap Raja Juli.

Ia menunjukan beberap indikasinya. Menurut Toni, partai lain tak solid mendukung Prabowo-Sandiaga.

Contohnya, Demokrat yang sudah mengizinkan kadernya untuk main dua kaki. "Kemudian, Sekjen PAN juga mengakui caleg mereka tidak mau mengkampanyekan Prabowo-Sandi. Ketiga, PKS yang mematikan mesin politiknya karena urusan Wagub DKI," jelas Raja Juli Antoni.

 

 


3. Rapat Saja Tak Lengkap

Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni, kembali menyindir koalisi Prabowo-Sandi yang tidak harmonis. Ia menyinggung Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak pernah hadir dalam rapat koalisi Prabowo-Sandi.

Menurut Toni, ini membuktikan Prabowo tidak mampu mengurus partai pengusungnya. Hal itu berbanding terbalik dengan koalisi Jokowi yang sangat solid dan harmonis. "

Sementara kubu sebelah rapat saja tidak pernah kuorum. Pak SBY saja tidak mau datang rapat timses. Bagaimana mengurus negara? Mengurus tim sukses yang solid dan akomodatif saja enggak bisa," katanya.

 

 


4. Nama Koalisi Prabowo Kuno

Prabowo-Sandiaga menamakan koalisinya dengan 'Koalisi Indonesia Adil Makmur'. Sekjen PSI Raja Juli Antoni menilai, nama yang dipilih ketinggalan zaman. Dia mengatakan, nama tersebut terkesan seperti lahir di zaman Orde Baru.

"Sangat zaman dulu. Terdengar seperti zaman penataran 4P pada masa Orde Baru," katanya.

 

 


5. Tanggapan Kubu Prabowo

Kerasnya kritik Sekjen PSI Raja Juli Antoni membuat kubu Prabowo gerah. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon langsung memberikan tanggapan.

"Belajar politik dulu baru komentar gitu. Jadi, menurut saya enggak level saya komentari," kata Fadli Zon.

Fadli juga menegaskan koalisi Prabowo-Sandi tetap solid. "Enggak ada masalah, konsolidasi kami tetap solid semua. Empat partai bahkan lima partai politik (Gerindra, PKS, PAN, Demokrat dan Partai Berkarya)," katanya.

Reporter: Syifa Hanifah

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya