Pemerintah Italia Akan Beri Tanah untuk Keluarga dengan 3 Anak, Ini Alasannya

Kebijakan tersebut dilakukan pemerintah Italia untuk menaikkan tingkat kelahiran

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Nov 2018, 19:00 WIB
Keluarga yang punya anak ketiga di Italia akan mendapat tanah dari pemerintah (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Masalah angka kelahiran rendah memaksa pemerintah Italia untuk berpikir keras. Salah satunya dengan menawarkan tanah gratis untuk orangtua yang memiliki anak ketiga.

Melansir New York Post pada Senin (5/11/2018), kebijakan pemerintah Italia tersebut dikeluarkan untuk menaikkan tingkat kelahirannya. Pemerintah setempat sedang mempertimbangkan insentif berupa lahan pertanian gratis untuk orangtua yang memiliki anak ketiga.

Insentif tersebut ditambahkan ke dalam rancangan anggaran terbaru Italia dan memberikan sepotong lahan pertanian yang telah dimiliki negara, kepada mereka yang memiliki anak ketiga antara 2019 dan 2021.

Keluarga-keluarga tersebut juga bisa mengajukan permohonan pinjaman tanpa bunga hingga 200 ribu Euro jika mereka membeli rumah pertamanya, di dekat tanah baru mereka.

"Mereka mengatakan bahwa orang Italia memiliki sedikit anak dan dibutuhkan sesuatu yang mampu mengubah tren tersebut," kata Menteri Pertanian Italia, Gian Marco Centinaio kepada Telegraph.

"Itu sebabnya kementerian ingin berkontribusi, khususnya di daerah pedesaan di mana orang-orang masih memiliki anak." 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Negara Maju Alami Tingkat Kesuburan yang Rendah

Beberapa negara maju seperti Italia mengalami tingkat kelahiran yang rendah (Ilustrasi/iStockphoto)

Sementara, Menteri Keluarga negara tersebut mengatakan tawaran itu terbatas pada pasangan yang sudah menikah. Selain itu, karena Italia tidak mengakui pernikahan sesama jenis, kecuali sebagai serikat sipil, insentif ini membuat pengecualian.

Orang asing juga harus tinggal di Italia selama satu dekade sebelum mereka memenuhi syarat untuk berpartisipasi.

Italia bukanlah satu-satunya negara yang mulai memperhatikan tingkat kelahirannya yang menurun. Laporan PBB menyatakan, 33 persen pemerintah di negara maju, atau sekitar satu dari tiga, menganggap tingkat kesuburan mereka terlalu rendah.

Seperti Korea Selatan misalnya. Negeri ginseng ini memberikan bonus 500 ribu won kepada calon pasangan untuk menutupi biaya pra kelahiran. Selain itu, setahun pertama setelah bayi lahir, kedua orangtua akan mendapatkan tunjangan tunai bulanan hingga 200 ribu won dan meningkat pada kelahiran berikutnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya