Jokowi Berbagi Kisah Perasaannya Bersalaman dengan Jutaan Orang

Jutaan orang itu ia salami saat masih menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga saat ini menjadi Presiden Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2018, 09:53 WIB
Jokowi saat blusukan masih menggunakan jaket motor (Liputan6.com/Hanz Jimenez)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 1, Joko Widodo atau Jokowi membagi kisah pengalamannya bersalaman dengan puluhan juta orang. Hal itu disampaikan Jokowi dalam Konsolidasi Tim Kampanye Daerah Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Banten di ICE Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten.

"Saat salaman itu saya hafal, mungkin karena sudah salaman dengan puluhan juta orang satu per satu," kata Jokowi, Minggu (4/11/2018).

Jutaan orang itu ia salami saat masih menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga saat ini menjadi Presiden Indonesia. Saat bersalaman, Jokowi mengaku bisa merasakan isi hari mereka yang disalami.

"Saya nyalam pedagang, nyalam di Balai Kota, kemudian tadi malam waktu di KH Abuya Muhtadi, saya kan salaman itu kerasa, oh ini saya salaman dengan bapak ibu salaman bener, yang ini salaman setengah-setengah, yang ini salaman tidak mendukung. Jangan pikir saya tidak ada perasaan saat salaman," ujar Jokowi seperti dikutip Antara.

Meski sudah bersalaman dengan jutaan orang, Jokowi mengaku heran karena masih banyak yang dipengaruhi berita bohong (hoaks) mengenai dirinya.

"Ada yang mengatakan saya antek asing, ibu saya Cina, anak saya bahkan langsung bikin kaus, mungkin karena dia anak muda tulisannya `Cucunya Oey Hoi Liong`. Padahal, ibu saya dari Boyolali. Berpolitiklah dengan adab, adat dengan tata krama yang baik," kata Jokowi.

Ia pun mengaku sudah berupaya bersabar dalam empat tahun ini. Namun, akhirnya dia tidak tahan juga. Apalagi tuduhan itu harus diklarifikasi.

"Sabar, sabar, sabar ya sudah empat tahun sabar jadi saya harus jawab sekarang, kalau tidak dijawab repot," ujar Jokowi lagi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Harga Bahan Pangan

Dalam kunjungan di Tangerang, Banten, Presiden Jokowi juga menyambangi Pondok Pesantren Darul Hikmah, Pamulang, Tangeran Selatan, Banten, Minggu malam.

Dalam pidatonya, Jokowi menyinggung tentang dilema yang saat ini dihadapi pemerintah terkait harga bahan pangan.

"Memang pemerintah sering berada dalam posisi sulit. Sebab, menjaga keseimbangan harga itu tidak mudah," ujar Jokowi, Minggu malam.

"Kalau misalnya harga telur naik, yang teriak itu konsumen. Tapi kalau harga turun, peternak yang teriak, jangan turun lagi karena kami rugi," katanya.

Sama misalnya dengan harga daging ayam. Menurut Jokowi, apabila pemerintah melakukan campur tangan agar harga daging ayam murah, yang untung adalah konsumen. Namun, itu justru tak menguntungkan peternak.

"Oleh sebab itu, tugas pemerintah adalah supaya harga itu stabil. Konsumen bisa membeli dengan terjangkau dan peternak bisa mendapatkan keuntungan," ucap Jokowi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya